TEMPO.CO, New York - Hantaman badai besar terjadi di Amerika Serikat sejak Senin dinihari, 29 Oktober 2012. Angin kencang ini bernama "Sandy".
Sebutan Sandy berasal dari pusaran badai di Atlantik yang berbentuk huruf S, jika dilihat dari atas. Organisasi Meteorologi Dunia-lah yang memberikan julukan ini.
Namun, menurut situs berita USA Today, seharusnya nama Sandy tidak dipakai lagi untuk badai ini. Sebab, si topan telah menimbulkan banyak kerusakan. "Badai ini semestinya diberi julukan, seperti badai lain yang menimbulkan kehancuran," tulis USA Today, Jumat, 29 Oktober 2012.
Kemudian muncullah nama Frankenstrom. Julukan ini datang dari James Cisco, peramal cuaca dari Hydrometeorological Prediction Center, College Park, Maryland.
Alasan Cisco memberikan nama itu: badai datang bercampur dengan topan, di kala bulan purnama, dan menjelang Halloween. "Frankenstrom! Itulah nama yang cocok untuk badai ini," kata Cisco dalam sebuah laporan daring seperti dikutip USA Today.
Selama melewati Atlantik tengah pada Selasa, 30 Oktober 2012, Sandy masuk ke pusaran hybrid. Kata Cisco, pertemuan ini bukan hal biasa. "Karena terjadi menjelang Halloween, julukan yang cocok adalah Frankenstorm," ujarnya.
Kepala cabang National Hurricane Center, James Franklin, mengatakan Frankenstorm bukanlah nama resmi. Menurut dia, istilah resmi badai ini adalah Sandy. "Dan akan selalu Sandy," kata Franklin.
Di kalangan masyarakat sendiri, Sandy lebih terkenal ketimbang Frankenstorm. Menurut analis media sosial, Sara Babiarz, hal itu bisa terlihat di Twitter. Nama Sandy lebih banyak disebut daripada Frankenstorm.
"Bagaimanapun, Frankenstorm bakal masuk ke daftar istilah badai raksasa seperti Snowmageddon, Snowpocalypse, dan Snowtober," tulis USA Today.
Pada hari kedua terjangan Frankenstorm, sejumlah negara bagian Amerika Serikat telah menyatakan status darurat. Seperti Maryland, New York, Pennsylvania, Virginia, Washington DC, dan beberapa bagian dari North Carolina.
"Sekitar 60 juta orang merasakan dampak badai ini," tulis CNN. "Dan pemerintah meminta ratusan ribu warganya meninggalkan rumah mereka untuk berlindung."
CORNILA DESYANA
Terpopuler:
Pindah Windows 8, Cara Mudah Cari Aplikasi Google
Anonymous Akan Bersaing dengan Wikileaks
RW-Net Jadi Ladang Bisnis Baru di Bandung
Wakil Presiden Apple Mundur
Sepeda Kayu, Transportasi Ramah Lingkungan