TEMPO.CO, Jayapura- Ratusan anak usia sekolah di Distrik Mamit, Kabupaten Tolikara, Papua, tak pernah mengenyam pendidikan sekolah formal. Sebabnya, banyak guru yang lari dari tugasnya.
Salah seorang tenaga misionaris gereja, Westly Dayo, mengatakan, selama ini pendidikan yang didapat anak-anak hanya dari tenaga misionaris gereja. "Mereka ditinggalkan oleh gurunya," kata Westly, Rabu, 31 Oktober 2012.
Akibatnya, ratusan anak di distrik ini tidak memperoleh pengetahuan sebagaimana mestinya. Melihat kondisi itu, Westly dan istrinya terenyuh dan turun tangan. Ia menceritakan, saat masuk ke wilayah itu lima tahun yang lalu, istrinya membuat ujian dari bahan pelajaran anak kelas satu SD di Wamena untuk anak kelas lima dan enam di Mamit. Ternyata, mereka tidak bisa menyelesaikan soal ujian untuk level yang seharusnya di bawah kelas mereka.
"Masalahnya bukan pada anak, tapi tidak ada guru yang mengajar mereka," kata Westly.
Pemerintah Provinsi Papua mengakui banyak guru meninggalkan tugasnya sebagai tenaga pendidik di daerah pedalaman. Belum jelas alasan para guru ini lari dari tugasnya. Namun Pemerintah Provinsi Papua mengklaim telah menggelontorkan sekitar 30 persen dari dana otonomi khusus untuk bidang pendidikan. Kabupaten Tolikara ini dimekarkan sejak 2003 lalu.
CUNDING LEVI
Berita Lainnya:
Ariel Noah Kena Paku di Panggung Makassar
Ben Affleck Tolak Sutradarai Homeland Demi Istri
Aturan Pembatasan Waralaba, Terbit
Jokowi Sowan ke Gubernur Ahmad Heryawan Hari Ini
Di Aceh, Rumah Tujuh Orang Utan Digusur Buldoser