TEMPO.CO, Kupang - Sedikitnya 771 warga dua desa di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengungsi ke tempat yang aman, akibat gempa yang melanda wilayah itu empat hari terakhir ini.
"Ada sebagian warga yang memilih meninggalkan desa mereka. Ada juga yang ditampung di tempat pengungsian," kata Kepala Bagian Rekonstruksi Badan Penanggulangaan Bencana Daerah (BPBD) Lembata, Marselinus Dorong, yang dihubungi Tempo, Kamis, 1 November 2012.
Gempa di Lembata terjadi sejak Senin, 29 Oktober 2012 yang cukup kuat dan terjadi sebanyak empat kali hingga mencapai 5,4 skala Richter (SR). Gempa susulan terjadi pada Selasa, 30 Oktober 2012 sebanyak tiga kali.
Gempa tersebut menyebabkan puluhan rumah rusak dan sejumlah ruas jalan terputus karena tertimbun longsoran. Akibatnya, ratusan warga pun mengungsi.
Berdasarkan data BPBD, kata Marselinus, dua desa yang mengalami kerusakan terparah yakni Desa Lemawute, Ile Ape, dan Desa Waematan di Kecamatan Ile Ape Timur. Di Desa Lemawute, sebanyak 246 warga telah meninggalkan rumahnya dan memilih untuk menginap di rumah keluarganya. Sedangkan 134 warga lainnya ditampung di tempat pengungsian yang dibangun BPBD setempat.
Sedangkan di Desa Waematan, terdapat 107 keluarga atau 391 jiwa yang mengungsi dan kini ditampung di dua lokasi pengungsian di daerah itu. "Dua desa ini merupakan daerah terparah terkena gempa tersebut," katanya.
Dia mengatakan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kupang masih terus memantau aktivitas gempa yang terjadi di Lembata. (Baca: Dalam Sehari, Lembata Diguncang Gempa 33 Kali)
"Gempa masih terjadi, namun dalam skala yang tidak terlalu besar," katanya.
YOHANES SEO
Berita Lainnya:
SBY Dijamu Makan Malam di Istana Buckingham
Badai Sandy di AS, WNI Mengungsi ke Philadelphia
Kebijakan Satu Anak di Cina Segera Dicabut
Dalam Sehari, Lembata Diguncang Gempa 33 Kali
Penanganan Limbah Jakarta Masih Terbelakang