Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mencicipi Ikan Goreng Hasil Teknologi Nuklir

Editor

Grace gandhi

image-gnews
Warga menjemur ikan di permukiman nelayan Muara Angke, Jakarta Utara, Pekerja bongkar muat ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu (6/6). TEMPO/Subekti
Warga menjemur ikan di permukiman nelayan Muara Angke, Jakarta Utara, Pekerja bongkar muat ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu (6/6). TEMPO/Subekti
Iklan

TEMPO.CO , Tangerang: Ragu-ragu, Muhammad Sabarudin mengambil ikan Lele goreng dan ikan Nila bakar yang terhidang di sebuah meja prasmanan. Wartawan salah satu media nasional di Jakarta berusia 34 tahun ini terlihat bimbang apakah mengambil lauk ikan itu atau tidak.

Padahal, saat itu dibelakang Sabar antrian makan siang dalam acara panen ikan tawar dengan Suplemen Pakan Ikan produk Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) di Desa Sumur Bandung, Jayanti, Kabupaten Tangerang, sudah mengular panjang. "Aman ngak yah? Ada radiasi nuklirnya nggak?" katanya.

Namun, keraguan Sabar dan para tamu lainnya yang hadir terjawab ketika rombongan peneliti Batan yang dipimpin Kepala Pusat Diseminasi Iptek Nuklir, Ruslan, mengambil masakan ikan itu dan menyantapnya. "Dijamin aman dari nuklir dan radiasinya," kata Ruslan sambil tersenyum, Selasa, 30 Oktober 2012.

Untuk membuat produk Suplemen Pakan Ikan (SPI) dari Iptek Nuklir ini, Ruslan menjelaskan, penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir hanya dalam proses mendekontaminasi bakteri patogen agar pakan tersebut lebih tanah lama, sehingga pada ikan tidak ada nuklir atau radiasinya. Ia menjamin ikan yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi dan tidak berpengaruh negatif terhadap kesehatan tubuh.

Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) memang tengah mengembangkan pakan ikan yang berasal dari hasil penelitian dan pengembangan Iptek Nuklir. Pakan atau suplemen ikan ini dapat merangsang pertumbuhan dan berat ikan sehingga hasil yang didapat bobotnya lebih berat serta mempercepat masa panen. "Ini adalah salah satu hasil penelitian Iptek Nuklir Batan dibidang ketahanan pangan," kata Ruslan.

Menurut Ruslan, Suplemen Pakan Ikan merupakan produk Batan yang menggunakan bahan limbah pertanian, seperti ampas kelapa sawit, ampas kecap, bungkil kedelai, tepung ikan, menir atau dedak, sementara vitamin dan mineralnya menggunakan vitamin topmix. "Bahan dasar bisa disesuaikan dengan bahan lokal yang mudah didapat didaerah masing-masing seperti ampas kecap bisa diganti ampas tahu," katanya.

Hanya saja, dia menambahkan, produk ini masih memiliki kekurangan, yaitu pakan tidak mengapung seperti pada pakan ikan lainnya. Dengan pakan yang langsung tenggelam, kurang terjangkau oleh ikan, sehingga ketika memberi pakan ke ikan membutuhkan lebih banyak dan secara berulang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain mengembangkan Suplemen Pakan Ikan, Batan juga mengembangkan pejantanan ikan dengan menggunakan hormon testoron. Hormon tersebut, menurut Ruslan, bersifat alami dan tidak mengandung residu kimia karena dari bahan testis sapi. "Tujuannya adalah menjantankan ikan atau sek reversal, karena ikan jantan lebih cepat besar dibanding ikan betina, sehingga menguntungkan karena mempercepat masa panen," katanya.

Peneliti Batan, Ardiyah, menambahkan hasil temuan Iptek Nuklir ini memang diperuntukkan bagi peternak dan budidaya ikan. Sebab, dengan menggunakan Suplemen Pakan Ikan dan pejantanan ikan, para peternak ikan bisa mendapatkan keuntungan yang cukup banyak, seperti bobot ikan bertambah hingga 30 persen dan mempercepat waktu panen dan memangkas biaya operasional.

"Dengan menggunakan pakan ini, masa panen dipercepat hanya sampai 2,5 bulan untuk ikan lele, yang jika tidak menggunakan stimulant bisa sampai 4 bulanan," katanya.

Begitu juga dengan bobot ikan dengan menggunakan suplemen ini, per kilogram ikan Nila atau Lele hanya lima ekor. Sedangkan tanpa suoplemen, per kilogramnya bisa mencapai 7-10 kilogram.

JONIANSYAH


Terpopuler:
Kemahalan, Biaya MRT di Jakarta 

SMAN 70 Ragu Pecat Siswa Tersangka Tawuran

Warga Mulai Resahkan Demo Buruh di Bekasi

Jakarta Utara Siap Hadapi Banjir

Warga Cisoka Protes Limbah Pabrik Tahu  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

 Presiden RI Joko Widodo menyampaikan sambutan saat menghadiri Muktamar XXIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Medan, Sumatra Utara, Sabtu 19 Agustus 2023. ANTARA/Gilang Galiartha
Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik


Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Presiden Joko Widodo menyampaikan pernyataan terkait Piala Dunia U-20, di Istana Merdeka, Selasa, 28 Maret 2023. YouTube/Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.


Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Demonstran Anti Globalisasi berdemonstrasi menentang pertemuan World Economy Forum di Jenewa, (1/2).  AFP PHOTO / NICHOLAS RATZENBOECK
Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.


Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Tangkapan layar - Presiden Jokowi saat menghadiri Peringatan HUT ke 77 PGRI dan Hari Guru Nasional di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 3 Desember 2022. ANTARA/Indra Arief Pribadi)
Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi


Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.


BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan penganugerahan Habibie Prize 2022, yang bekerja sama dengan Yayasan SDM-IPTEK, pada Kamis, 10 November 2022. (Tangkapan layar YouTube/BRIN)
BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.


Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.


Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.


Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia | Source foto: freepik
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia