TEMPO.CO, Jakarta - Satuan Polisi Pamongpraja DKI Jakarta siap membuang tradisi bak-buk-bak-buk atau melakukan kekerasan terhadap warga Jakarta dalam menjalankan tugasnya. Kepala Satpol PP DKI Jakarta, Effendi Anas, menyatakan akan melaksanakan instruksi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo itu.
"Itu memang pedoman dan pegangan tugas di lapangan yang harus kami ikuti. Artinya, persuasif adalah memberi pengertian kepada objek yang ditertibkan. Kasih pengertian, kesadaran,” kata Effendi. “Kalau itu masih belum, baru kami kasih peringatan sekali, peringatan kedua, ketiga. Kalau sudah imun (kebal) dengan apa pun, yang kami bangun nggak digubris, ya sudah kami proses sesuai dengan law enforcement," ujar Effendi.
Effendi setuju dengan Satpol PP yang harus berubah ke arah persuasif. Bahkan, kata dia, selama dua tahun ini para anggota Satpol PP sedang dalam proses untuk berubah dari represif menjadi persuasif. "Tapi dengan catatan tidak lepas dari ketegasan. Catatan dalam hal-hal tertentu, kami juga bisa tegas," ujar dia.
Effendi juga menjamin tidak akan ada kekerasan yang dilakukan oleh anggotanya. Tentang peniadaan senjata dalam pekerjaan lapangan Satpol PP, Effendi mengaku tidak keberatan. “Saya menjalankan kebijakan Pak Gubernur. Alatnya disimpan, karena itu aset, tapi di seragam sudah tidak ada senjata," katanya.
Anggota Satpol PP, Afif, mengatakan penerapan kebijakan tersebut akan disesuaikan dengan kondisi di lapangan. "Setuju. Kalo memang diperintahkan begitu, siap. Sebelumnya juga begitu, tapi di lapangan situasinya gimana, ya manusiawilah. Memang dilema, " ujar Afif.
Tentang kelengkapan senjata yang dilucuti, Afif menjelaskan bahwa pentungan memang sudah tidak dipakai lagi, namun tameng dan tongkat masih ada, "Memang enggak bawa itu. Pentungan sudah saya pensiunkan. Sementara ini, tinggal tongkat dan tameng saja," ujar dia.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat memberikan pengarahan bagi Satpol PP di Jakarta, Kamis, 1 November 2012 meminta anggota Satpol PP yang berjumlah 6.400 personel agar tidak mengedepankan kekerasan,
Menurut dia, Satpol PP adalah cerminan dari watak pemerintah daerah. "Kalau Satpol PP-nya suka menggebuki di mana-mana, bak-buk-bak-buk, berarti pemerintah daerahnya juga sama. Pasti hobinya bak-buk-bak-buk," kata Jokowi.
Ia menginginkan Satpol PP bekerja dengan pendekatan persuasif, bukan dengan kekerasan. Jokowi menambahkan, petugas Satpol PP harus santun, ramah, tetapi tetap tegas karena mengangkat wibawa. "Tegas tidak berarti kasar. Itu berbeda," kata Jokowi. Tegas, menurut dia, diangkut tapi tidak digebuki. "Kalau pake digebuki itu kasar."
TRI ARTINING PUTRI