TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi Oktober 2012 sebesar 0,16 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 134,67. Dengan begitu, laju inflasi tahun kalender sepanjang Januari hingga Oktober tahun ini mencapai 3,66 persen sedangkan inflasi year on year sebesar 4,61 persen.
Kepala BPS Suryamin mengatakan, sepanjang bulan lalu ada 37 kota mengalami inflasi dan 29 kota mengalami deflasi. "Dalam enam tahun terakhir ini terendah ketiga, tahun lalu deflasi. Kenaikan harga Oktober terkendali, mudah-mudahan berdampak positif karena menentukan daya beli," katanya dalam konferensi pers, di kantor BPS, Kamis, 1 November 2012.
Penyebab utama inflasi bulan lalu disumbang oleh kenaikan harga pada komoditas emas perhiasan, lalu tarif kontrak rumah, tarif sewa rumah, daging ayam ras, cabai merah, mi, dan daging sapi.
Andil emas perhiasan terhadap inflasi sebesar 0,08 persen, tarif kontrak rumah 0,04 persen, sewa rumah memberi andil 0,04 persen terhadap inflasi. Kemudian, andil daging ayam ras 0,02 persen terhadap inflasi, cabai merah memberi andil 0,02 persen, dan mi sebesar 0,02 persen,
Sedangkan penghambat inflasi akibat penurunan harga terjadi pada ikan, minyak goreng, angkutan udara, kacang panjang, dan bawang putih. "Inflasi tidak apa-apa asal rendah. Yang perlu dikhawatirkan apabila inflasi melebihi kenaikan pendapatan masyarakat.
BPS juga mencatat, komponen inti pada Oktober 2012 mengalami inflasi sebesar 0,33 persen. Laju inflasi komponen inti tahun kalender 2012 sebesar 3,97 persen dan laju inflasi komponen inti year on year sebesar 4,59 persen.
Suryamin belum bisa memprediksi tingkat inflasi pada November ini. "Tidak mengkhawatirkan saya rasa, masih di bawah. Masih optimis akan terkendali, tapi harapannya jangan sampai melebihi," ujarnya.
Direktur Statistik Harga BPS Sasmito Hadi Wibowo memprediksi inflasi November tidak akan jauh dari inflasi Oktober. "November kemungkinan besar masih kecil. Saya kira angkanya lebih tinggi sedikit dari Oktober," ujarnya.
Inflasi November tidak melonjak karena pada bulan ini tidak ada hari besar khusus. Namun, pemerintah harus tetap mewaspadai inflasi pada November-Desember karena saat itulah Indonesia sedang mengalami musim paceklik yang membuat persediaan pangan berkurang.
"Ini membuat harga jadi tinggi. Selain itu juga Desember ada natal dan liburan. Inflasi ini kemungkinan di pangan," kata dia. Terkait target inflasi pemerintah tahun ini sebesar 5,3 persen, Hadi yakin inflasi tidak akan melebihi angka 5 persen.
ROSALINA