TEMPO.CO, ATHENA-- Costas Vaxevanis, wartawan sekaligus editor majalah Hot Doc, kemarin menjalani sidang perdana di Athena, Yunani. Pria 46 tahun itu didakwa melanggar kerahasiaan data privasi karena menerbitkan 2.059 nama warga Yunani yang diduga memiliki akun di rekening bank Swiss.
Jika terbukti bersalah karena menerbitkan daftar “Lagarde,” mantan jurnalis televisi itu dapat dihukum maksimal tiga tahun penjara dan denda Rp 465 juta.
“Jika saya harus dipenjara saya rela. Bukan sok pahlawan, tapi saya ingin menunjukkan ketidakadilan di Yunani,” kata Vaxevanis sebelum sidang dimulai.
Daftar Lagarde sejatinya merupakan data curian seorang pegawai bank HSBC di Swiss pada 2007. Data ini kemudian digunakan oleh badan pajak di seluruh Eropa untuk mengidentifikasi para penggelap pajak.
Pada 2010, Menteri Keuangan Prancis saat itu, Christine Lagarde, memberikan daftar ini kepada Menteri Ekonomi Yunani saat itu, George Papaconstantinou.
Namun hingga kini data itu tidak digunakan oleh pemerintah Yunani dengan alasan diperoleh melalui aksi kriminal. Selain itu, pejabat Yunani berdalih mereka yang masuk dalam daftar “Lagarde” tidak terbukti melanggar hukum.
Vaxevanis mengatakan dirinya memperoleh daftar itu dari pengirim tak dikenal yang mengaku memperolehnya dari seorang politisi. Ia pun menuding pemerintah sengaja mendiamkan data itu karena beberapa nama di dalamnya merupakan karib sejumlah menteri, taipan hingga penerbit terkenal.
“Tiga kabinet terakhir sengaja membohongi dan menghina rakyat karena mendiamkan para pemilik rekening. Mereka berkewajiban memberikan daftar itu kepada parlemen atau aparat hukum. Karena lalai, pemerintah wajib dihukum,” ujarnya geram.
L BBC | RT | THE GUARDIAN | SITA PLANASARI AQUADINI