TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian RI menyatakan, ribuan warga yang mengungsi di Sekolah Polisi Negara, Kemiling, mulai pulang dan dijemput keluarga. Ribuan warga ini mengungsi akibat bentrokan antarwarga Desa Balinuraga dan warga Desa Agom, Lampung Selatan.
"Mulai dijemput beberapa. Dari sekitar 1.700 pengungsi, saat ini tinggal sekitar 1.200 orang," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat, Inspektur Jenderal Suhardi Alius, saat ditemui di Lapangan Baharkam, Markas Besar Polri, Kamis, 1 November 2012.
Ia menyatakan, berdasarkan pertemuan antarwarga, tokoh masyarakat, dan pemerintah daerah, bentrokan ini sudah dapat diredakan. Kedua pihak mengaku menyesal dan menerima semua yang terjadi.
Akan tetapi, menurut Suhardi, polisi harus tetap siaga untuk mengurangi kemungkinan bentrokan lanjutan. Tokoh masyarakat juga masih diminta berperan aktif untuk menjamin keamanan.
Polisi juga belum membuka wilayah bentrokan dari isolasi. Wilayah tersebut akan dibuka kembali bila kondisi sudah kembali kondusif. Polisi juga tidak mau menanggapi wacana relokasi warga Bali dari Lampung Selatan karena itu merupakan wewenang pemerintah daerah.
"Belum ada tersangka, masih upaya dialogis," kata Suhardi.
Bentrokan terjadi diduga karena adanya insiden dua gadis Lampung asal Desa Agom yang sedang mengendarai sepeda motor. Ketika itu, mereka diganggu oleh pemuda asal Desa Balinuraga. Kedua gadis ini terjatuh dan mengalami luka-luka. Hal inilah yang memicu kemarahan warga Desa Agom.
Ratusan warga Desa Agom menyerang Desa Balinuraga. Bentrokan ini beralih jadi bentrok antar-etnis karena mayoritas warga Balinuraga adalah etnis Bali. Para penyerang membawa senjata tajam, seperti parang, pedang, golok, celurit, dan senapan angin.
Bentrokan yang terjadi selama dua hari berturut-turut ini, menurut polisi, menyebabkan korban meninggal dunia sebanyak 12 orang. Polisi juga mengisolasi tempat tersebut hingga kondisi kondusif.
Bentrokan antarwarga di wilayah Lampung Selatan memang kerap terjadi. Pada Agustus 2012, bentrokan pernah terjadi antara warga Desa Banyuwangi dan warga Desa Purwosari, Natar.
FRANSISCO ROSARIANS