TEMPO.CO, Jakarta -Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah membantah isu adanya tukar guling antara pemberian konsesi proyek gas Tangguh Train 3 kepada British Petroleum dengan pemberian gelar Knight Grand Cross in the Order of Bath.
Walau diakuinya persetujuan diberikan usai Ratu Elizabeth II memberikan gelar kepada Presiden, keduanya tidak memiliki keterkaitan. "Pemberian gelar karena Presiden dianggap mampu menjaga hubungan bilateral Indonesia-Inggris, proses demokratisasi, dan lingkungan hidup," kata Firmanzah, melalui pesan singkat, Jumat, 2 November 2012.
Apalagi, kata mantan dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini, persetujuan proyek Tangguh baru berupa nota kesepahaman. Sedangkan masalah teknis masih harus dibahas oleh menteri terkait.
Tangguh Train 3 baru beroperasi 2015 dan berproduksi 2018. "Dengan minimum 40 persen produksi untuk gas dalam negeri," dia menjelaskan.
Sebelumnya, Perdana Menteri David Cameron menyampaikan kegembiraannya kepada Presiden Yudhoyono atas persetujuan Indonesia untuk British Petroleum. Dikutip dari siaran pers Kedutaan Besar Inggris, BP baru saja menandatangani proyek pembangunan fasilitas Liquid Natural Gas senilai US$ 12 miliar atau sekitar Rp 114 triliun.
"Ini merupakan sebuah terobosan luar biasa bagi pertumbuhan perdagangan dan investasi Inggris di pasar berkembang Indonesia," kata David, di rumah dinasnya di Downing Street 10, London, Kamis 1 November 2012.
Dikutip dari Reuters, persetujuan tersebut untuk ekspansi lapangan gas Tangguh. BP menjanjikan ekspansi ini akan diutamakan untuk pasar domestik Indonesia. Sebanyak 40 persen produksi Tangguh Train 3 akan dialirkan kepada PT Perusahaan Listrik Negara.
Tangguh Train 3 masih membutuhkan Keputusan Investasi Final dan berbagai persetujuan pemerintah lain. Tangguh Train 1 dan 2 saat ini hampir semuanya diekspor untuk kebutuhan Cina, Korea Selatan, berbagai negara Asia, dan Amerika Serikat.
Selain dialirkan kepada PLN, rencana investasi juga mencakup proposal mengalirkan gas dan listrik ke Teluk Bintuni, Papua Barat, lokasi Lapangan Gas Tangguh. Sebanyak 4 Megawatt listrik rencananya akan dialirkan mulai Januari 2013.
ARYANI KRISTANTI
Berita Terpopuler:
Angelina Sondakh Akui Pertemuan di Kemenpora
Dahlan Serahkan Daftar ''Pemeras'' BUMN Senin
Bentrokan Lampung Selatan Dipicu Pelecehan Seksual?
Penyidik KPK yang Mundur Bertambah 3 Orang
Kontras: Intimidasi ke Penyidik KPK yang Mundur