TEMPO.CO, Semarang - Pembangunan jalan layang atau jalan layang di ruas Jalan Kalibanteng, Kota Semarang, diperkirakan lebih cepat daripada target yang diusung, yakni Oktober 2013.
Pengerjaan proyek senilai ratusan miliar rupiah itu saat ini mencapai 62,5 persen atau lebih cepat 12 persen dari rencana awal, yang dijadwalkan 50,7 persen. “Secara keseluruhan, penyelesaiannya diprediksi bisa lebih cepat dari target operasional Oktober 2013,” kata Harjono, pemimpin proyek PT Adhi Karya, Kamis, 11 November 2012.
Meski yakin pekerjaan akan selesai lebih cepat, Harjono engan menyebutkan waktu penyelesaian secara pasti. Sebab, pengerjaan fisik bangunan di bagian jalan atas masih berjalan dan belum mencapai 60 persen.
Dia menuturkan, sejumlah faktor yang mempengaruhi percepatan pembangunan jalan layang itu di antaranya pekerjaan fisik yang dilakukan secara simultan selama 24 jam. “Pengerjaan proyek ini penuh, mulai pelebaran jalan, penanaman bore pile atau tiang pancang untuk fondasi, pengecoran fondasi, hingga box girder (struktur bangunan dasar),” ujarnya.
Pembangunan Jalan Layang Kalibanteng dimulai pada November 2011 oleh PT Adhi Karya, sebagai rekanan pembuat konsep jalan layang berbentuk “Y” dan simpul satu jalur Jalan Arteri Yos Sudarso, Jalan Siliwangi, dan Jalan Jenderal Sudirman itu. Setiap jalur tersebut memiliki lebar 9 meter dan tinggi 4,5 meter.
Ahli transportasi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno, menilai bahwa pembangunan jalan layang bukan satu-satunya solusi untuk mengurai kemacetan yang terjadi di Kota Semarang. “Namun, yang lebih penting, pemerintah perlu membenahi sistem tranportasi dengan menciptakan angkutan massal,” ujarnya.
Menurut Djoko, Pemerintah Kota Semarang seharusnya berkoordinasi dengan kepala daerah di sekitar Semarang, yang selama ini menjadi penyangga untuk merealisasi transportasi massal.
EDI FAISOL