TEMPO.CO, Lampung--Suasana sore hari Jumat 2 November 2012 di tempat pengungsian warga Balinuraga di Sekolah Polisi Negara Kemiling, Bandar Lampung terlihat lebih semarak. Di salah satu sudut gedung pengungsian, empat orang mahasiswa dengan penuh riang memberikan instruksi dan semangat kepada anak-anak yang sedang tertawa dan berlarian kesana kemari.
"Dengan memberi permainan dan bernyanyi kami harap bisa menghilangkan trauma anak-anak," ujar Erfianti Wahyuni, 19 tahun, Jumat 2 November 2012. Erfianti bersama sembilan rekannya tergabung dalam Hypnotherapy Lampung, sebuah lembaga pelatihan. Kedatangan Erfianti dan rekan-rekannya merupakan inisiatif sendiri dan sudah tiga hari mereka menghibur anak-anak.
Menurut dia, pada mulanya tidak mudah mengajak anak-anak bermain. Mereka cenderung tertutup diajak bermain. "Wajar sih karena kan bisa jadi mereka trauma," kata Erfianti.
Namun lambat laun, anak-anak mulai tertarik ketika diajak bermain, berdongeng, dan bernyanyi. "Sekarang anak-anak sudah lebih terbuka," ucap dia. Efrianti menilai, dengan mengajak anak-anak bermain, berdongeng dan bernyanyi bisa membantu mengurangi trauma. "Minimal mengalihkan perhatian mereka karena saat ini sedang di pengungsian," ucapnya.
Bergeser ke lokasi pengungsi lainnya, tiga orang anak lelaki sedang asyik membolak-balik halaman buku diatas mobil perpustakaan keliling milik Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi (BPAD) Lampung. Belum selesai satu halaman sudah mengganti dengan buku lainnya. Sesekali mereka saling dorong dan tertawa.
"Saya sudah gak punya buku sama baju sekolah," kata Wayan Muriana siswa kelas 3 Sekolah Dasar Balinuraga, sambil berseri-seri. Komentar Muriana langsung disusul oleh Gede Ananta (8)," Iya, rumah juga rusak."
Kendati demikian, mereka terlihat menikmati kehadiran mobil perpustakaan keliling. Mereka hanya menginginkan agar cepat kembali sekolah. "Mau cepat pulang," ucap Gede Bernando (10) sambil tertawa.
Sementara itu Hermawan (45), penjaga perpustakaan keliling mengatakan, pihak Pemda sengaja mendatangkan mobil perpustakaan keliling untuk memberikan hiburan kepada anak-anak. "Koleksi buku anak memang masih kurang banyak dibanding buku umum," kata warga Lampung Timur ini. BPAD Lampung mendatangkan dua unit mobil ke lokasi pengungsian dan akan menemani anak-anak selama berada di pengungsian.
ADITYA BUDIMAN
Berita Terpopuler:
Angelina Sondakh Akui Pertemuan di Kemenpora
Dahlan Serahkan Daftar ''Pemeras'' BUMN Senin
Bentrokan Lampung Selatan Dipicu Pelecehan Seksual?
Penyidik KPK yang Mundur Bertambah 3 Orang
Kontras: Intimidasi ke Penyidik KPK yang Mundur