TEMPO.CO, Jakarta -Ratusan aparat gabungan dari unsur TNI dan Polri masih ketat berjaga di jalan-jalan masuk menuju Kecamatan Waypanji, Sabtu 3 November 2012. Mereka ditempatkan di perbatasan Desa Napal, Kecamatan Siomulyo dan Desa Agom, Kecamatan Kalianda. Namun, aparat lebih dikonsentrasikan di jalan masuk Desa Sidoreno dan Balinuraga.
Meskipun aktivitas warga di perempatan Kecamatan Waypanji mulai normal. Sejumlah penduduk mulai membuka toko-toko mereka. Anak-anak pun mulai bersekolah. Sutini, warga di Desa Sidoreno mengatakan dirinya telah kembali dari pengungsian dan beraktivitas seperti biasa sebagai pekerja penyortir tembakau.
"Sejak kemarin saya sudah kembali dari mengungsi sejak kerusuhan terjadi. Syukurlah rumah saya tidak dirusak massa " kata Sutini.
Ia berharap peristiwa itu tidak terulang kembali. Ia ingin dapat kembali bekerja dan anak-anak dapat bersekolah dengan tenang. "Saya juga berharap aparat berjaga sampai situasi benar-benar aman," kata dia.
Petugas di desa itu sedang mempersiapkan diri untuk membantu membersihkan puing-puing rumah warga yang terbakar. Rumah yang terbakar diperkirakan mencapai 345 unit.
Ribuan warga terlibat bentrok antar kampung di Desa Balinuraga, Way Panji, Lampung Selatan, akhir pekan dan Senin, 29 Oktober 2012. Enam orang tewas, setelah tiga orang lainnya tewas dalam bentrok sehari sebelumnya.
ANTARA | WANTO
Berita Terpopuler
Bentrok Susulan di Lampung, Ratusan Rumah Dibakar
Polri: Lampung Selatan Diharapkan Segera Pulih
Apa Pemicu Perang Warga Lampung?
Ribuan Warga Lampung Bentrok, Tiga Orang Tewas
Hari Sumpah Pemuda, Perang Antar-Kampung Pecah