TEMPO.CO, Tangerang - Masih ingat janda kaya dan cantik, Thiolina, 42 tahun? Wanita pemilik Toko Mas Berkah Jaya dan usaha sarang burung walet yang tewas di rumahnya, Jalan Sukamanah I Nomor 38, Sukasari Kota Tangerang, Selasa, 23 Oktober 2012, itu ternyata dibunuh tukang bangunan yang sakit hati.
Polisi akhirnya menangkap Usman (36) yang dibantu dua kawannya, Pepen (42) dan Dadang Ali (19). Tiga orang itu ditangkap di rumah masing-masing di Desa Pakuhaji, Kabupaten Tangerang.
Kapolsek Tangerang, Komisaris (Pol) Sukarna Jaya Atmaja, mengatakan Usman adalah tukang merenovasi rumah Thiolina. Ia diberhentikan dan upahnya belum dilunasi. Lantaran sakit hati, ia mengajak Dadang dan Pepen menagih uang ke rumah Thiolina itu.
"Alasan pembunuhan karena mereka meminta uang kekurangan upah renovasi rumah yang masih belum dibayarkan sekitar Rp 180 ribu. Saat ditagih, korban mengaku tidak punya uang," kata Sukarna.
Mendengar korban tidak memiliki uang dan mengetahui Thiolina adalah orang kaya, Usman naik pitam. Ia memukul korban dan mengambil pisau di dapur rumah korban dan menusukannya ke tubuh wanita itu.
"Kedua rekan Usman juga membantunya," ujar Sukarna, Ahad, 4 November 2012.
Sukarna menambahkan, usai membunuh korban, ketiga tersangka mengambil motor Yamaha Mio merah, dua ponsel, dan uang Rp 500 ribu milik korban. Motor tersebut telah dijual dengan harga Rp 1,6 juta kepada Rian yang merupakan penadah.
"Menurut pengakuan tersanga, Rian sudah siap membayarkan motor tersebut. Kami masih memburu yang bersangkutan," kata Sukarna.
Para tersangka dijerat pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dan 365 KUHP tentang perampokan dengan kekerasan. "Tersangka tidak dijerat pembunuhan berencana karena mereka melakukannya dengan spontanitas. Awalnya tidak berencana membunuh," ujar Sukarna.
Usman mengaku membunuh korban karena khilaf. Uang hasil penjualan barang bukti ia bagikan kepada dua rekannya, Pepen dan Dadang, masing-masing Rp 150 ribu. "Saya khilaf, saya langsung marah saat dia bilang tidak punya uang. Saya tidak berniat membunuh korban," ujarnya.
Pada 23 Oktober lalu, Thiolina ditemukan bersimbah darah di ruang makan, di bawah wastafel rumahnya. Menurut tetangga sekitar, Lina dikenal kurang bergaul, tetapi karena parasnya yang cantik, ia banyak memiliki teman pria. Seorang polisi juga pernah diperiksa berkaitan dengan terbunuhnya Lina.
Namun, keterlibatan EAS, polisi yang bertugas di Polres Bandar Udara Soekarno-Hatta, tidak ditemukan. Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metropolitan Tangerang, Komisaris (Pol) Suharyanto, mengatakan EAS tidak terlibat. "Dia teman dekat Lina, tapi hanya mencarikan tukang saat korban merenovasi rumahnya," kata Suharyanto.
AYU CIPTA
Terpopuler:
Hujan, Jokowi Pantau Pintu Air Manggarai
Duduki Lahan Arthaloka, 23 Orang Bersenpi Ditahan
Warga Miskin Jakarta Bakal Punya Dokter Pribadi
Duduki Lahan Arthaloka, Mereka Sempat Melawan
Pengacara TPM Minta Densus 88 Perbaiki Rumah Davit