TEMPO.CO, London - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa kunjungan selama tiga malam di Inggris salah satu fokusnya adalah untuk meningkatkan jumlah investasi perusahaan-perusahaan Inggris di Indonesia.
Presiden Yudhoyono mengungkapkan hal ini dalam acara konferensi pers yang dilakukan di Hotel Grosvenor House, London, Sabtu, 3 November 2012 waktu setempat.
Setelah menggelar konferensi pers, Presiden SBY dan ibu Negara Ani Yudhoyono langsung menuju Bandara Heathhrow karena dijadwalkan terbang menuju Kota Viantienne, Laos, dalam rangka mengikuti KTT ASEM.
Menurut Presiden Yudhoyono, dengan adanya krisis global, salah satu ancaman yang dihadapi oleh Indonesia adalah menurunnya tingkat ekspor produk ke negara-negara maju, khususnya ke Eropa.
Dengan demikian, diperlukan sumber daya baru untuk mengimbangi penurunan nilai ekspor agar pertumbuhan ekonomi--yang juga ditopang pengeluaran pemerintah dan konsumsi--tetap stabil atau bahkan meningkat. Karena itu, peningkatan investasi dari perusahaan-perusahaan luar negeri, dalam hal ini dari Inggris, menjadi penting. Menurut Yudhoyono, salah satu yang dijajaki adalah produksi mobil murah dan terjangkau serta ramah lingkungan. Sebab, harga bahan bakar yang digunakan lebih rendah.
“Saya sudah sampaikan keinginan ini kepada CEO Jardine Matheson (pemilik mayoritas PT Astra International Tbk), Sir Henry Keswick, soal keinginan investasi di mobil ramah lingkungan selain investasi di infrastruktur,” ujarPresiden SBY.
Presiden menambahkan, apabila hal itu bisa diwujudkan, subsidi bahan bakar minyak (BBM) akan turun, sehingga alokasi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dapat digunakan pada pembelanjaan yang lebih membawa manfaat bagi masyarakat. “Jika diperlukan pemerintah akan memberikan insentif agar nantinya mobil ramah lingkungan ini harganya terjangkau bagi masyarakat,” kata Presiden SBY.
Dalam pertemuannya dengan CEO Prudential, Tidjane Thiam, Presiden SBY juga menyampaikan bahwa negara Indonesia makin maju, kehidupannya semakin modern, industri jasa semakin meningkat, sehingga industri jasa asuransi semakin penting bagi masyarakat Indonesia. “Saya menginginkan agar untuk menerapkan asas inklusivitas finansial maka, Prudential diharapkan tidak hanya melayani konsumen menengah ke atas, akan tetapi juga konsumen menengah ke bawah di Indonesia” kata Yudhoyono.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Muhammad Chatib Basri, mengatakan Inggris adalah investor asing nomor empat terbesar di Indonesia setelah Singapura, Jepang, dan Korea Selatan.
"Hingga kuartal III 2012, realisasi investasi dari perusahaan Inggris telah mencapai US$ 900 juta, naik dua kali lipat dibanding tahun lalu yang mencapai US$ 400 juta," kata Chatib kepada Tempo pada kesempatan sama.
VISHNU JUWONO
Terpopuler:
Dahlan Iskan: Ada Sekitar 10 Nama di DPR
BUMN Akan Blakblakan Soal Oknum DPR
SBY Ajak Perusahaan Inggris Berinvestasi
Menteri Djoko: JSS Tertunda Karena Ada Konflik
Penumpang Penerbangan Domestik Capai 33,66 Juta