TEMPO.CO, Jakarta - Steven Sinofsky dan Scott Forstall merupakan dua eksekutif kunci dari dua perusahaan raksasa produk digital yang berbeda nasib. Keduanya belajar langsung dalam bimbingan pendiri perusahaan masing-masing, yaitu Bill Gates dan Steve Jobs. Sinofsky merintis karier di Microsoft dan sempat menjadi asisten teknis Bill Gates, sang pendiri, sebelum kariernya melesat.
Sejak enam tahun terakhir ini, Sinofsky, 57 tahun, didapuk menduduki posisi strategis sebagai presiden yang mengelola produk utama, yaitu sistem operasi Windows. Sedangkan Forstall, 44 tahun, memulai kariernya sebagai pengembang peranti lunak di Next, perusahaan besutan Steve Jobs, sebelum mengikuti bosnya itu kembali ke Apple.
Bedanya, pada pekan lalu, Forstall justru terlempar dari posisinya sebagai senior vice president pengembangan peranti lunak iOS. Sedangkan Sinofsky justru naik panggung membuka peluncuran produk teranyar Microsoft, yaitu Windows 8, pada akhir bulan lalu.
Kedua eksekutif ini, Sinofsky dan Forstall, dikenal sebagai pribadi yang sulit untuk diajak bekerja sama. Keduanya juga dikenal ambisius dan tak segan menyikut petinggi divisi lain jika dianggapnya bisa merugikan posisi masing-masing.
Forstall, misalnya, enggan mengikuti presentasi desain produk Apple, yang dikepalai Jonathan Ive, Senior Vice President Apple bidang desain. Padahal, ruang kerja kedua petinggi ini hanya beda satu lantai. Ive merupakan "teman spiritual" Jobs dalam berkreasi di Apple.
Sedangkan Sinofsky diketahui menjegal peluang Ray Ozzie, salah seorang petinggi Microsoft, yang mengembangkan sistem cloud. Sinofsky beralasan, pengembangan ini harusnya berada dalam wilayah divisi Windows agar sinkron.
Gates lantas menggabung divisi yang dikepalai Ozzie, yang juga menjabat kepala arsitek software Microsoft, ke dalam divisi Windows. Tak lama kemudian, Ozzie, yang saat itu digadang-gadang sebagai penerus Gates, menyerahkan surat pengunduran dirinya.
Baik Forstall maupun Sinofsky sama-sama fasih menjelaskan produk hasil pekerjaan mereka di atas panggung saat peluncuran produk, meskipun tak semahir Steve Jobs. Kedua eksekutif ini juga diakui "lawan-lawan politiknya" di kantor sebagai programmer andal yang mampu menangani masalah kompleks.
Sinofsky dan Forstall dikenal cerewet pada hal-hal detail, mirip Steve Jobs dan Bill Gates. Namun, berbeda dengan Sinofsky, Forstall menghadapi masalah saat mengembangkan aplikasi Siri, asisten suara di iPhone, dan peta Apple, yang sebagian tampilannya berantakan.
Sejauh ini, Sinofsky belum melakukan blunder besar, yang membuat posisinya terancam. Jika Windows 8 berhasil diterima pasar, peluang Sinofsky untuk melaju ke posisi Microsoft 1 bakal lancar.
Namun, sayangnya, menurut survei PC Helps, respons para pengguna untuk migrasi dari sistem Windows 7 atau XP ke Windows 8 masih minim. Jika ini berdampak pada melorotnya pendapatan Microsoft dari berjualan produk utamanya, Windows 8, ini, terbuka kemungkinan Sinofsky mengikuti Forstall mencari pekerjaan baru.
CNET | BUDI RIZA
Berita terpopuler lainnya:
Biaya Material iPad Mini Hanya Rp 1,8 Juta
Ilmuwan Temukan Gen Pematang Buah
Telkomsel Bikin Game James Bond di Seluler
Kicauan Soal Badai Sandy Kalahkan Aksi Madonna
Tiga Pejabat Eksekutif Facebook Jual Sahamnya