TEMPO.CO, Aleppo - Tak mudah masuk ke dalam Kota Aleppo, utara Suriah. Sebenarnya, jalan menuju kota terbesar di Suriah ini bisa ditempuh hanya dalam waktu satu jam dari perbatasan dengan Kota Kilis, Turki. Tapi, pekan lalu, perjalanan harus ditempuh dalam waktu hampir dua jam.
“Kita harus cari jalan yang aman,” kata Alaaeddin, sopir sekaligus penerjemah yang membawa Tempo. "Aman" yang dimaksud Alaaeddin adalah jalan dijaga oleh Tentara Pembebas Suriah. Alaaeddin memang bertugas mengantar masuk pengunjung dari perbatasan Azaz yang dikuasai pemberontak.
Saat penunjuk jalan menunjukkan arah menuju Aleppo, Alaaeddin justru mengambil jalan lain. Saya bertanya alasan dia tak mengikuti arah yang ditunjukkan papan penunjuk jalan. “Bahaya,” katanya.
Bahaya yang dimaksud oleh Alaaeddin adalah jalan itu dijaga oleh pasukan pemerintah Suriah. Masuk ke situ tanpa dokumen resmi, seperti visa dari Kedutaan Besar Suriah di Jakarta, bisa berabe. “Kita pasti ditangkap. Bisa-bisa malah dibunuh,” kata Alaaeddin.
Benar. Sepanjang perjalanan menuju Aleppo, kami tak menemui hambatan berarti. Mobil yang membawa kami pun tak menemui pasukan pemerintah. "Aman" dan "bahaya" memang punya definisi masing-masing.
PRAMONO
Berita Terpopuler:
Ke DPR, Dahlan: Saya Bawa Nyawa Saya
''Andi dan Anas Akan Mundur Sendiri''
Pemerasan BUMN: Upeti Rp 18 Miliar Merpati ke DPR
Dahlan Serahkan Dua Nama Peminta Upeti BUMN
Risalah Rapat Pokja Hambalang Misterius