Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Empat Faktor Ini Bisa Hambat Pemilu AS  

image-gnews
Warga Amerika Serikat memberikan suaranya untuk pemilihan presiden di Atlanta (5/11). Foto: AP/Gregory Smith
Warga Amerika Serikat memberikan suaranya untuk pemilihan presiden di Atlanta (5/11). Foto: AP/Gregory Smith
Iklan

TEMPO.CO, New York - Pada Selasa, 6 November 2012, sekitar 90 juta warga Amerika Serikat akan memberikan suaranya dalam pemilihan presiden. Namun beberapa ahli yang diwawancarai oleh NBC News mengidentifikasi adanya sejumlah masalah yang disebut "skenario mimpi buruk" yang bisa merusak pesta demokrasi setiap empat tahun ini.

"Sistem pemilu kita mungkin tak pernah berada di bawah tekanan, dan sekarang semua yang bisa mengarah pada kesalahan bisa benar-benar berakhir dengan kesalahan," kata Ketua Senat Komite Kehakiman dan penulis buku Electoral Dysfunction: A Survival Manual for American Voters, Victoria Bassetti, seperti yang dikutip oleh NBC News, Senin, 5 November 2012.

Bassetti mencatat, kampanye pendukung dari Presiden Barack Obama dan calon presiden dari Partai Republik, Mitt Romney, demikian ketat dan bisa berujung pada sengketa di pengadilan jika hasil pemilu terlalu dekat.

Berikut ini empat skenario buruk yang menurut Bassetti bisa terjadi.

1. Dampak Badai Sandy mempengaruhi penghitungan suara nasional dalam pemilihan presiden.
Kerusakan akibat badai Sandy yang terjadi akhir pekan lalu mengakibatkan ratusan TPS (tempat pemungutan suara) di New Jersey tanpa listrik.

Sabtu lalu, Gubernur Chris Christie mengumumkan bahwa kemungkinan mereka akan men-download surat suara dari website negara dan mengembalikannya melalui e-mail. Namun, beberapa ahli telah memperingatkan bahwa sistem ini dapat menyebabkan gangguan oleh hacker.

2. Banyaknya pemilih yang memilih melalui surat suara pos membuat pemenang pemilihan pada malam pemilu tidak bisa segera ditentukan.
Sistem pemilu Amerika Serikat mengizinkan pemilih menggunakan suaranya lewat pos sebelum hari H pemilihan. Suara lewat pos ini baru akan dihitung setelah hari H pemilihan. Para ahli khawatir banyaknya pemilih yang menggunakan surat suara pos menyebabkan hasil pemilihan tidak bisa ditentukan pada Selasa malam, seperti biasanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Ada kemungkinan kita tidak akan tahu mana calon yang memenangkan pemilihan presiden di Ohio karena adanya surat suara sementara via pos,” kata Edward Foley, ahli undang-undang pemilu dan profesor hukum di Ohio State University.

3. Kesalahan cetak surat suara dan kurangnya jejak kertas yang bisa terbaca di mesin penghitung suara.
Masalah ini sudah muncul di Florida pada pemilihan sebelumnya. Sekitar 27 ribu surat suara absen di Palm Beach County, tidak dapat dibaca oleh mesin suara yang diakibatkan adanya kesalahan pencetakan.

4. Adanya kekacauan di beberapa TPS.
Kelompok “True the Vote,” yang berbasis di Texas Tea Party, telah meluncurkan suatu upaya untuk memberantas penipuan surat suara, yaitu menyediakan video dan perangkat lunak komputer untuk mengidentifikasi para pemilih yang tidak memenuhi persyaratan. Keberadaan kelompok macam ini berpotensi mengacaukan TPS.

AFRILIA SURYANIS | NBC NEWS

Berita Terpopuler:
Ke DPR, Dahlan: Saya Bawa Nyawa Saya

Kata Rhoma Irama Soal Dukungan Jadi Capres

''Andi dan Anas Akan Mundur Sendiri''

Jokowi, Taman Suropati, dan Twinkle Little Star

Pembunuh Janda Cantik Thiolina: Tukang Bangunan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Elon Musk Siapkan Format Baru untuk Konten Artikel X Menjelang Pemilu Amerika

12 Februari 2024

Logo baru media sosial X, dahulu Twitter. REUTERS/Dado Ruvic
Elon Musk Siapkan Format Baru untuk Konten Artikel X Menjelang Pemilu Amerika

Konten Artikel X dari Elon Musk sangat mirip dengan 'Instant Article' di Facebook yang telah dipensiunkan pada 2022 lalu.


Capres AS Ron DeSantis Didukung Elon Musk yang Kecewa pada Joe Biden

26 Mei 2023

Elon Musk yang merupakan pemilik dari perusahaan SpaceX dan Tesla, menempati posisi pertama dalam daftar orang terkaya di dunia tahun 2022 versi Forbes. Ia bahkan baru saja membeli Twitter. Elon Musk kembali menjadi orang terkaya di dunia nomor 1 dengan jumlah kekayaan mencapai US$ 219 miliar. NTB/Carina Johansen via REUTERS
Capres AS Ron DeSantis Didukung Elon Musk yang Kecewa pada Joe Biden

Elon Musk sempat akui mendukung Ron DeSantis dalam Pilpres AS 2024 karena kecewa dengan Joe Biden.


Kanserlir Jerman Dukung Joe Biden di Pemilu Amerika

23 Mei 2023

Presiden AS Joe Biden berjabat tangan dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz dekat Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri India Narendra Modi selama sesi kerja pertama KTT G20 di Bali, 15 November 2022. REUTERS/Kevin Lamarque/Pool
Kanserlir Jerman Dukung Joe Biden di Pemilu Amerika

Kanserlir Jerman Olaf Scholz mengutarakan dukungan pada Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang akan kembali mencalonkan diri dalam pemilu Amerika


Tuduh Pemilu Curang, Fox News Bayar Kompensasi Rp12 Triliun untuk Perusahaan Mesin Penghitung Suara

19 April 2023

Judul berita tentang kesehatan Presiden AS Joe Biden ditampilkan di kantor pusat Fox News di New York City, AS, 4 Maret 2023. Reuters
Tuduh Pemilu Curang, Fox News Bayar Kompensasi Rp12 Triliun untuk Perusahaan Mesin Penghitung Suara

Fox Corp dan Fox News menyelesaikan gugatan pencemaran nama baik oleh Dominion Voting Systems sebesar $787,5 juta atau setara hampir Rp12 triliun


Yevgeny Prigozhin Mengakui Mahasiswa Zambia Berperang untuk Grup Wagner di Ukraina

30 November 2022

Pengunjung berkumpul di luar PMC Wagner Centre, yang merupakan proyek yang dilaksanakan oleh pengusaha dan pendiri kelompok militer swasta Wagner Yevgeny Prigozhin, saat pembukaan resmi blok kantor di Saint Petersburg, Rusia, 4 November 2022. REUTERS/Igor Russak
Yevgeny Prigozhin Mengakui Mahasiswa Zambia Berperang untuk Grup Wagner di Ukraina

Yevgeny Prigozhin dan perwakilan Wagner telah mengunjungi penjara Rusia menawarkan amnesti sebagai imbalan berperang untuk Rusia di Ukraina.


Kecewa pada Biden, Elon Musk Dukung Ron DeSantis di Pemilu Amerika 2024

27 November 2022

Gubernur Florida dari Partai Republik Ron DeSantis saat pesta malam pemilihan AS 2022 di Tampa, Florida, AS, 8 November 2022. REUTERS/Marco Bello
Kecewa pada Biden, Elon Musk Dukung Ron DeSantis di Pemilu Amerika 2024

Elon Musk mengakui akan mendukung Ron DeSantis pada pemilu Amerika Serikat 2024 karena kecewa pada pemerintahan Joe Biden.


Elon Musk Anjurkan Warga AS Pilih Partai Republik, Ini Alasannya

8 November 2022

Elon Musk. REUTERS/Mike Blake
Elon Musk Anjurkan Warga AS Pilih Partai Republik, Ini Alasannya

Pemilik baru Twitter, Elon Musk, mendesak warga AS memilih calon anggota Kongres dari Partai Republik untuk mengimbangi pemerintahan Joe Biden


Bos Tentara Bayaran Rusia, Yevgeny Prigozhin, Mengaku Mencampuri Pemilu Amerika

7 November 2022

Yevgeny Prigozhin [AP]
Bos Tentara Bayaran Rusia, Yevgeny Prigozhin, Mengaku Mencampuri Pemilu Amerika

Pengusaha Rusia Yevgeny Prigozhin menyatakan akan terus ikut campur dalam Pemilu Amerika.


Ini Bagian di Twitter yang Terdampak Kebijakan Pemangkasan Elon Musk

5 November 2022

Logo Twitter di kantor pusat perusahaannya di San Francisco, California, AS 27 Oktober 2022. REUTERS/Carlos Barria
Ini Bagian di Twitter yang Terdampak Kebijakan Pemangkasan Elon Musk

Beberapa eksekutif menyusul CEO Parag Agrawal yang sudah langsung dipecat Elon Musk saat dirinya memastikan menjadi pemilik Twitter pekan lalu.


Apa Dampak Pemilu Amerika ke Indonesia

3 November 2020

Presiden Donald Trump saat berkampanye Avoca, Pennsylvania, 2 November 2020. REUTERS/Carlos Barria
Apa Dampak Pemilu Amerika ke Indonesia

Apakah itu Joe Biden atau Donald Trump yang akan memenangkan pemilu Amerika, sama-sama menguntungkan Indonesia selama situasi domestik mendukung.