Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bayi Tewas Diterkam Anjing di Kebun Binatang  

image-gnews
123rf.com
123rf.com
Iklan

TEMPO.CO, Pittsburgh - Bocah laki-laki berusia 2 tahun tewas di Kebun Binatang Pittsburgh setelah diterkam segerombolan anjing ras Afrika, Ahad, 4 November 2012. Dalam situs berita Los Angeles Times, tragedi itu berawal kala sang ibu mendudukkan anaknya di atas tembok pagar area pameran anjing liar.

"Ibunya mendudukkan si anak agar bisa melihat anjing ras Afrika itu dengan jelas," kata Barbara Baker, Presiden dan CEO Kebun Binatang Pittsburgh & PPG Aquarium.

Malang, si anak malah terjatuh ke dalam kandang. Dalam hitungan detik, kawanan hewan liar itu langsung menyerangnya. Melihat serangan itu, pengunjung lain langsung memanggil staf kebun binatang.

Bersama polisi, pawang hewan sontak memanggil anjing-anjing itu kembali ke gedung karantina. Namun hanya tujuh anjing yang menurut. Sedangkan tiga lainnya masih mengerubungi sang bocah.

"Dua ditarik paksa dan satu harus kami tembak karena begitu ganas," kata Letnan Kevin Kraus.

Hingga kini, kata Kraus, polisi belum mengetahui apakah si anak tewas karena jatuh dari ketinggian 3,35 meter atau disebabkan serangan anjing itu. "Kini, Kebun Binatang Pittsburgh kami tutup sampai waktu yang belum ditentukan," kata Kraus di USA Today.

Mengenai nama korban dan ibunya, Kraus menolak mempublikasikannya. Dia hanya mengatakan, si ibu berusia 34 tahun, dan keduanya tinggal di pinggiran Kota Pittsburgh. Pada saat kejadian, kata Kraus, sang ayah tidak berada di kebun binatang.

"Ayah si anak baru datang setelah menerima kabar soal tragedi mengerikan itu," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Anjing Afrika memiliki bobot 17 kilogram dan tinggi setengah meter. Hewan buas ini memiliki ciri kuping besar dan bulat, serta ada lingkaran cokelat di sekitar mata. Biasanya, binatang ini dikenal sebagai anjing pemburu, anjing belang, atau serigala yang dicat.

"Anjing Afrika termasuk hewan langka," kata Baker.

Di Kebun Binatang Pittsburgh, anjing Afrika tinggal bersama gajah, singa, dan hewan liar lain di area seluas setengah hektare, Savanna Afrika. Nama wilayah kekuasaan mereka: Painted Dog Bush Camp. Untuk melihat hewan eksotik ini, pengunjung bisa menapaki lantai kayu yang ada di atas ladang.

"Kanan-kiri dek kayu dibatasi tembok kaca, sehingga pengunjung bisa melihat ke segala arah," kata Baker.

Di sisi luar tembok kaca, petugas kebun binatang memasang jala. Namun, menurut Letnan Kraus, jaring itu hanya mampu menahan kamera atau benda kecil lainnya. "Bukan menahan tubuh manusia," ujar Kraus.

CORNILA DESYANA

Berita lain:
Israel Waspada Tinggi, Tank Suriah Masuk Golan

Empat Faktor Ini Bisa Hambat Pemilu AS

Besok, Pertarungan Final Obama Vs Romney

Israel Takut Serang Iran

Obama Lebih Peduli Dampak Badai Ketimbang Pemilu

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Seorang wanita meniup kantong plastik saat mengambil sampel udaranya untuk tes Covid-19 menggunakan GeNose C19 di sebuah stasiun kereta di Jakarta, Rabu, 3 Februari 2021. Alat buatan Indonesia ini mulai digunakan untuk screening penumpang kereta jarak jauh. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.


Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Bupati terpilih Sabu Raijua, NTT, Orient P Riwu Kore menjadi perbincangan setelah disebut-sebut sebagai warga negara Amerika Serikat. Orient mengakui sempat memiliki paspor AS, namun tidak lantas mengubah status kewarganegaraannya. Facebook.com
Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020


Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat mengikuti pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Istana di Singapura, 11 Juni 2018. REUTERS/Jonathan Ernst
Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.


Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.


Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Ilustrasi microchip semikonduktor. [REUTERS/Kim Kyung-Hoon]
Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.


Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Sekitar ratusan ribu warga Amerika Serikat turun ke jalan pada Sabtu, 30 Juni 2018, menuntut pemerintahan Presiden Donald Trump mengizinkan imigran masuk dan mempertemukan anak imigran dengan orang tua mereka. Reuters
Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.


Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Gas air mata dilepaskan di antara pengunjuk rasa saat bentrokan dengan polisi di Gedung Capitol pada rapat pengesahan hasil pemilihan presiden 2020 oleh Kongres AS di Gedung Capitol AS di Washington, 6 Januari 2021. Sekitar 350 pasukan Garda Nasional D.C. dikerahkan untuk mengantisipasi kerusuhan yang diperkirakan akan terjadi. REUTERS/Shannon Stapleton
Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol


Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Wartawan asal Amerika Serikat, Daniel Pearl, yang tewas dipenggal pada 2002. Sumber: The Times of Israel
Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.


Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Dokter umum Luisa Vera bereaksi setelah menerima vaksin virus corona (Covid-19) buatan Pfizer-BioNTech di Universitas Kesehatan Indiana, Rumah Sakit Methodist di Indianapolis, Indiana, Amerika Serikat, Rabu, 16 Desember 2020. Kredit: ANTARA FOTO/REUTERS/Bryan Woolsto/HP/djo/am.
Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19


Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Silinder berisi uranium di fasilitas nuklir Fordow, Iran.[IRNA]
Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran