TEMPO.CO, Pittsburgh - Bocah laki-laki berusia 2 tahun tewas di Kebun Binatang Pittsburgh setelah diterkam segerombolan anjing ras Afrika, Ahad, 4 November 2012. Dalam situs berita Los Angeles Times, tragedi itu berawal kala sang ibu mendudukkan anaknya di atas tembok pagar area pameran anjing liar.
"Ibunya mendudukkan si anak agar bisa melihat anjing ras Afrika itu dengan jelas," kata Barbara Baker, Presiden dan CEO Kebun Binatang Pittsburgh & PPG Aquarium.
Malang, si anak malah terjatuh ke dalam kandang. Dalam hitungan detik, kawanan hewan liar itu langsung menyerangnya. Melihat serangan itu, pengunjung lain langsung memanggil staf kebun binatang.
Bersama polisi, pawang hewan sontak memanggil anjing-anjing itu kembali ke gedung karantina. Namun hanya tujuh anjing yang menurut. Sedangkan tiga lainnya masih mengerubungi sang bocah.
"Dua ditarik paksa dan satu harus kami tembak karena begitu ganas," kata Letnan Kevin Kraus.
Hingga kini, kata Kraus, polisi belum mengetahui apakah si anak tewas karena jatuh dari ketinggian 3,35 meter atau disebabkan serangan anjing itu. "Kini, Kebun Binatang Pittsburgh kami tutup sampai waktu yang belum ditentukan," kata Kraus di USA Today.
Mengenai nama korban dan ibunya, Kraus menolak mempublikasikannya. Dia hanya mengatakan, si ibu berusia 34 tahun, dan keduanya tinggal di pinggiran Kota Pittsburgh. Pada saat kejadian, kata Kraus, sang ayah tidak berada di kebun binatang.
"Ayah si anak baru datang setelah menerima kabar soal tragedi mengerikan itu," kata dia.
Anjing Afrika memiliki bobot 17 kilogram dan tinggi setengah meter. Hewan buas ini memiliki ciri kuping besar dan bulat, serta ada lingkaran cokelat di sekitar mata. Biasanya, binatang ini dikenal sebagai anjing pemburu, anjing belang, atau serigala yang dicat.
"Anjing Afrika termasuk hewan langka," kata Baker.
Di Kebun Binatang Pittsburgh, anjing Afrika tinggal bersama gajah, singa, dan hewan liar lain di area seluas setengah hektare, Savanna Afrika. Nama wilayah kekuasaan mereka: Painted Dog Bush Camp. Untuk melihat hewan eksotik ini, pengunjung bisa menapaki lantai kayu yang ada di atas ladang.
"Kanan-kiri dek kayu dibatasi tembok kaca, sehingga pengunjung bisa melihat ke segala arah," kata Baker.
Di sisi luar tembok kaca, petugas kebun binatang memasang jala. Namun, menurut Letnan Kraus, jaring itu hanya mampu menahan kamera atau benda kecil lainnya. "Bukan menahan tubuh manusia," ujar Kraus.
CORNILA DESYANA
Berita lain:
Israel Waspada Tinggi, Tank Suriah Masuk Golan
Empat Faktor Ini Bisa Hambat Pemilu AS
Besok, Pertarungan Final Obama Vs Romney
Israel Takut Serang Iran
Obama Lebih Peduli Dampak Badai Ketimbang Pemilu