TEMPO.CO, Surabaya - Direktur Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Perhutani Sosial, Kementerian Kehutanan RI, Hilman Nugroho, mengungkapkan sebanyak 1,8 juta hektare hutan mangrove di Indonesia diperkirakan rusak.
Hilman mengatakan, 1,8 juta hektare hutan itu merupakan 58 persen dari 3,1 juta hektare seluruh hutan mangrove yang ada di Indonesia. Dari 1,8 juta hektare mangrove rusak itu, sebanyak 1,4 juta hektare di antaranya berada di luar kawasan hutan dan sisanya, 400 ribu hektare, berada di dalam kawasan hutan.
Kerusakan pada hutan mangrove ini cukup meresahkan sehingga mendapatkan perhatian serius dari pemerintah serta negara-negara maju pemerhati konservasi mangrove. "Kondisi kerusakan dan pengurangan hutan mangrove sangat besar," kata Hilman dalam acara "1st Regional Shared - Learned Workshop Mangrove Conservation as a Part of Coastal Management in Souteast Asia", di Singgasana Hotel, Surabaya, Senin pagi, 5 November 2012.
Terjadi degradasi hutan serta konversi mangrove besar-besaran karena masyarakat belum paham pentingnya mangrove ini. Sementara, banyak hutan mangrove yang sekarang berubah menjadi tambak ikan.
Indonesia sendiri kini sudah memiliki Badan Pengelolaan Mangrove di Bali dan Medan. Pemerintah juga membuat Komitmen 21 terkait dengan upaya membangun kondisi sosial-ekonomi warga pesisir melalui konservasi mangrove. "Ini program jangka panjang dengan orientasi keberlanjutan," katanya.
Pada 2010 hingga 2012, pemerintah juga telah memiliki rencana jangka panjang, yakni setiap tahun menanam 10 ribu hektare hutan mangrove. Ini sudah dituangkan dalam RPJM Nasional yang ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Pada 2013 mendatang ini, kurang lebih 15 ribu hektare hutan mangrove yang rusak akan diperbaiki. "Pemerintah bertekad untuk menahan laju degradasi hutan mangrove," katanya.
Untuk mempercepat pelaksanaan konservasi, dibentuk sejumlah Kelompok Kerja Mangrove Nasional yang anggotanya dari unsur pemerintah, swasta, pakar, akademi, dan pemerhati. Nantinya pokja ini juga akan dibentuk di provinsi dan daerah. Hal ini dilakukan untuk menjaga mangrove saat ini dan masa mendatang. “Mangrove sebagai penyambung wilayah darat dan laut serta untuk mencegah kerusakan daratan dari ganasnya arus laut," kata Hilman.
Keberadaan mangrove ini secara ekonomis juga cukup menguntungkan. Seluruh bagian mangrove bisa dimanfaatkan. Untuk kawasan Asia Tenggara, luas hutan mangrove ada sekitar 5,11 juta hektare, atau 27 persen dari luas hutan mangrove dunia yang sekitar 16 juta hektare.
DAVID PRIYASIDHARTA
Berita Terpopuler:
Ke DPR, Dahlan: Saya Bawa Nyawa Saya
''Andi dan Anas Akan Mundur Sendiri''
Pemerasan BUMN: Upeti Rp 18 Miliar Merpati ke DPR
Tank Leopard Tiba di Jakarta Hari Ini
Jokowi Batal Nge-warteg di Srengseng