TEMPO.CO, Aleppo – Wilayah Suriah kini masih dilanda peperangan. Aleppo, kota terbesar di Suriah, menjadi salah satu medan pertempuran. Di berbagai sudut, Pasukan Pembebas Suriah membangun basis pertahanan untuk melawan tentara pemerintah.
Dari pantauan Tempo di Suriah, tak semua wilayah perang boleh dimasuki wartawan. Kawasan Kadi Askar atau Al Sakhour, misalnya, dijaga ketat, Rabu pekan lalu. “Ada sniper (penembak jitu). Anda tak boleh ke sana,” kata seorang Tentara Pembebas Suriah yang menutup jalan.
Meski tak mendengar suara senapan runduk, saya memilih mengikuti saran mereka. Bagaimanapun, mereka yang paling tahu wilayah itu. Wilayah yang ditutup pun bisa berbeda tiap saat. Kamis pekan lalu, sebagian kawasan Bustan al-Basha ditutup. “Sniper dari arah sana,” kata seorang tentara pemberontak sambil menunjuk ke arah timur. Padahal, sehari sebelumnya, saya bebas masuk wilayah itu.
Tak lama, suara tembakan yang lebih keras dibandingkan bunyi Kalashnikov terdengar. Tak hanya sekali, tapi lebih dari sepuluh kali. Asalnya dari lantai empat gedung yang saya lewati. “Itu balasan dari Tentara Pembebas Suriah,” kata Alaaeddin. Rupanya, pemberontak pun punya penembak jitu.
Toh, di tempat tertentu, pasukan pemberontak berkenan mengajak saya masuk wilayah mereka meski sniper pasukan Presiden Bashar al-Assad sedang mencari mangsa. Di kawasan Kota Tua, misalnya, seorang Tentara Pembebas Suriah menyuruh saya lari sekencang mungkin sambil menunduk saat melewati tembok berlubang.
PRAMONO
Berita Lainnya:
Sofyan Djalil Dukung Sekaligus Sindir Dahlan
Alasan Dahlan Tak Laporkan Peminta Upeti ke KPK
Terduga Peminta Upeti Punya Gedung Mewah
Jika Enam Ruas Tol Jadi Dibangun, Jokowi Digugat
Peminta Upeti BUMN Terkait Penyertaan Modal
Gara-gara Sandy, Orang Terkaya Rugi Rp 40 Triliun