TEMPO.CO, Jayapura - Kepolisian Daerah Papua mengklaim pelaku penembakan yang selama ini beraksi di areal pertambangan milik Amerika Serikat, PT Freeport Indonesia di Timika, Kabupaten Mimika, Papua, berjumlah sekitar 70 orang. "Kami juga sudah mengidentifikasi dan mengetahui keberadaan kelompok yang sering melakukan penembakan ini," kata Kepala Kepolisian Daerah Papua, Inspektur Jenderal Tito Karnavian, Kamis, 8 November 2012.
Selain itu, menurut Tito, selama ini pola pengamanan yang diterapkan di wilayah areal Freeport tak efektif, sehingga aparat keamanan yang berjaga di sana kesulitan mendekati kelompok itu.
“Karena polanya hanya penjagaan dan patroli tanpa ada langkah-langkah proaktif, termasuk mendekati masyarakat yang melakukan penyerangan itu. Kami tahu, karena kami punya jaringannya. Nah, nantinya akan dilakukan pendekatan-pendekatan soft kepada mereka," katanya.
Menurut Tito, apabila dilakukan terus-menerus dengan pola lama, anggota keamanan yang menjaga areal Freeport tak mengetahui siapa yang melakukan penyerangan. "Jadi nantinya enggak hanya jaga dan patroli saja, karena jaga dan patroli enggak tahu, siapa yang nyerang. Akhirnya timbul spekulasi, wah ini pihak aparat yang merekayasa. Padahal enggak, itu-itu saja kita tahu. Pengamanan di Freeport selama ini diibaratkan seperti dalam akuarium. Mereka hanya melakukan patroli tanpa tahu siapa yang menyerang,” katanya.
Saat ini, anggota Polri dari Brimob yang mengamankan areal Freeport sebagai obyek vital nasional ini berjumlah 700 personel dan TNI berkisar 100 lebih. Ke depan, Polda Papua akan mengubah pola pengamanan di areal tambang emas itu dengan pengamanan yang berbasis masyarakat adat setempat, tanpa menggunakan kekerasan.
Baca Juga:
CUNDING LEVI
Berita lain:
Dahlan Akui Ada Oknum Kabinet Ingin Mendepaknya
Perbedaan Suara Obama-Romney Setipis Silet
Dahlan Bilang Tidak Apa-apa Dituntut Sumaryoto
Kicau Kemenangan Obama Terpopuler Sepanjang Masa
Di Istana, Mega-SBY Belum Juga Bertegur Sapa