TEMPO.CO, Jakarta - Pembangunan enam ruas jalan tol baru dalam kota Jakarta dinilai tak akan memecahkan masalah kemacetan di Jakarta. Rencana tersebut dikritik oleh berbagai kelompok masyarakat seperti Dewan Transportasi Kota Jakarta, Masyarakat Transportasi Indonesia, dan Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) .
Country Director Institute for Transportation and Development Policy Yoga Adiwinarto mengatakan pembangunan enam ruas jalan tol baru sepanjang 69 kilometer itu memang akan menambah sedikit rasio jalan di Jakarta. Tapi, kata dia, jalan baru itu akan itu membuat orang lebih banyak menggunakan mobil pribadi. Pada akhirnya, hal ini akan menambahkan volume kendaraan di jalan. “Ujung-ujungnya macet juga,” kata Yoga, Rabu, 7 November 2012.
Menurut dia, biaya pembangunan enam jalan tol yang mencapai Rp 41 triliun itu dinilai sangat mahal dibandingkan dengan nilai investasi yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan busway yang kini sudah digunakan di Jakarta. Busway lebih tepat untuk mengatasi kemacetan dibandingkan dengan membangun jalan tol.
Menurut Yoga, pengembangan halte busway agar bisa menampung enam bus dalam waktu bersamaan hanya membutuhkan investasi Rp 2 triliun. “Itu sudah bisa menambah kapasitas angkut busway hingga delapan kali lipat,” kata dia. Saat ini, kapasitas bus Transjakarta baru mampu mengangkut 6.600 penumpang per jam.
Jika dihitung, kata dia, biaya Rp 41 triliun bahkan dapat digunakan untuk membangun bus rapid transit (BRT) alias bus Transjakarta yang setara dengan bus di Guang Zhou dan Bogota dengan kapasitas angkut lebih dari 28.000 orang per jam. Dana sebesar itu juga bisa digunakan untuk mengoperasikan busway selama lebih dari 20 tahun tanpa memungut biaya dari penumpang alias gratis.
Jika Rp 41 triliun itu untuk busway di Jakarta bisa digunakan:
- Rp 2 triliun: Untuk peningkatan halte busway agar bisa menampung enam bus sekaligus untuk rute berbeda.
- Rp 4 triliun: Untuk menambah 1.000 bus Transjakarta, agar setiap koridor memiliki 100 bus.
- Rp 200 miliar: Untuk membangun 10 stasiun pengisian bahan bakar gas.
- Rp 34,8 triliun: Untuk menutup biaya operasional busway selama 20 tahun tanpa memungut biaya dari penumpang. Artinya, tiket bus bisa digratiskan selama 20 tahun.
ANGGRITA DESYANI
Berita Terpopuler:
Pemberontak Suriah Terkesima Rokok Indonesia
Di Istana, Mega-SBY Belum Juga Bertegur Sapa
Alasan Pengusaha Enggan Naikkan Upah Buruh
Soeharto Dinilai Tak Layak Menjadi Pahlawan
Marzuki Alie: Dahlan Pemberani, Jangan Takut