Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Nama Umar Kayam Diabadikan di Gedung Pasar Seni  

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Umar Kayam. TEMPO/Rully Kesuma
Umar Kayam. TEMPO/Rully Kesuma
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pasar Seni dan Kerajinan Yogyakarta belum beroperasi. Namun, Direksi Perusahaan Daerah Jogjatama, Visesha, pengelola XT-Square, mengusulkan penambahan dana sebesar Rp 1,5 miliar kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Yogyakarta. Usulan itu terungkap dalam rapat bersama direksi dengan Komisi B DPRD Kota Yogyakarta, Rabu 7 November 2012.

Direktur Utama Muhammad PD Jogjatama, Verga Prabowo, mengatakan penambahan fasilitas pengunjung meliputi pertamanan, penambahan pendingin ruangan, lampu penerangan, kursi taman, pergola penghubung, dan penyediaan fasilitas balai wartawan, sentral bisnis, serta galeri ATM. “Dimintakan kepada APBD tahun selanjutnya,” kata dia dalam pemaparan di depan anggota Komisi B.

Direksi mengelola aset pemerintah senilai Rp 117 miliar, terdiri atas tanah dan bangunan senilai Rp 113 miliar serta uang tunai modal operasional sebesar Rp 4 miliar. Direksi mengalokasikan modal tunai untuk perbaikan infrastruktur Rp 1 miliar, operasional Rp 2 miliar, dan penyangga kas (buffer cash) Rp 1 miliar.

Menurut Verga, direksi yakin bisa mengembalikan modal tunai dalam waktu sekurang-kurangnya enam tahun. Namun, untuk modal dalam bentuk tanah dan bangunan senilai Rp 113 miliar, diperkirakan butuh waktu lebih lama, sekitar 50 tahun. “Kalau dalam waktu 10-30 tahun susah,” katanya.

Lantaran usul itu dinilai tak terperinci, pembahasan ditunda minggu depan. Lagi pula, meski direksi telah dilantik pada 24 Oktober lalu, aset bangunan, tanah, dan modal tunai baru akan diserahkan pada 13 November mendatang.

Direktur Operasional dan Pemasaran PD Jogjatama, Widihasto Wasana Putra, semula mengira pelantikan langsung disertai penyerahan aset. Nyatanya, aset hingga kini belum diserahkan. Akibatnya, rencana pengoperasian XT-Square, yang semula dijadwalkan pada 20 Desember, diperkirakan mundur. “Ini di luar rencana kami,” katanya.

Anggota Komisi B, Dwi Wahyu Budiantoro, mengatakan peluncuran pengoperasian XT-Square harus disiapkan secara matang. “Kalau perlu, pedagang disuruh jualan dulu, setelah pasar ramai baru launching,” katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengenai penamaan gedung, direksi mengusulkan nama sosiolog, novelis, dan budayawan Umar Kayam menjadi nama salah satu gedung di XT-Square. Menurut Widihasto, Umar Kayam merupakan budayawan besar yang menjadi inspirasi kelahiran budayawan-budayawan baru di Yogyakarta, bahkan Indonesia. “Dia banyak melahirkan anak didik,” katanya.

Karena itu, nama Umar Kayam akan dipasang sebagai nama gedung A, di Zona Nusantara, yang difungsikan sebagai ruang pameran, dengan harga sewa Rp 225 ribu per meter persegi per bulan. “Mungkin nanti juga akan dibuatkan patungnya di depan gedung,” kata dia.

Untuk gedung B, diusulkan diberi nama Basiyo, pelawak dan seniman serba bisa dari Yogyakarta. Lawakannya bergaya stand-up comedy, yang kini digandrungi masyarakat. Gedung B merupakan zona kuliner dengan harga sewa Rp 220 ribu per meter persegi per bulan. Namun, saat ini direksi belum meminta persetujuan keluarga.

ANANG ZAKARIA

Berita lain:
Idris Laena Klarifikasi Tudingan Siang Ini

Pelaku Teror Penembakan di Freeport Ada 70 Orang

Surat Dahlan Soal Pemalak BUMN Dibahas Usai Reses

Istana Gebang Terima Patung Bung Karno


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Forum Seniman Ragukan Janji-janji Jakpro dalam Revitalisasi TIM

20 Februari 2020

Foto udara aktivitas revitalisasi kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM) di Jakarta, Rabu, 19 Februari 2020.  Revitalisasi TIM sempat mengundang polemik, namun Jakpro menyatakan sudah mengakomodir masukan dari seniman untuk merancang ulang proyek revitalisasi TIM di Cikini, Jakarta Pusat. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Forum Seniman Ragukan Janji-janji Jakpro dalam Revitalisasi TIM

Forum Seniman ragukan pernyataan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) terkait tak akan mengkomersialisasi kawasan pusat kesenian itu usai revitalisasi TIM.


Hari Buruh, Pekerja Seni Berorasi dengan Kreatif Ramah Lingkungan

1 Mei 2019

Serikat pekerja industri media dan kreatif Sindikasi saat menyampaikan pendapat di hari Buruh Sedunia di Silang Monas, Jakarta. TEMPO | Alfan Noor
Hari Buruh, Pekerja Seni Berorasi dengan Kreatif Ramah Lingkungan

Serikat pekerja media dan industri kreatif atau Sindikasi mendorong ekosistem kerja yang berkeadilan di peringatan Hari Buruh 1 Mei.


Hasil Pameran Seni Etza di Prancis untuk Korban Gempa Palu

23 Oktober 2018

Etza Meisyara melakukan performance musik di acara pembukaan pameran tunggalnya di Ville De La Rochelle Prancis. (Dok.Etza)
Hasil Pameran Seni Etza di Prancis untuk Korban Gempa Palu

Seniman muda Bandung, Etza Meisyara, menyumbangkan seluruh hasil karyanya yang terjual di pameran tunggalnya di Prancis untukkorban gempa Palu.


Kasus Ratna Sarumpaet, Seniman Yogya Larung 5 Wayang Antagonis

9 Oktober 2018

Aktivis Ratna Sarumpaet mengenakan rompi tahanan setelah menjalani pemeriksaan di Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat, 5 Oktober 2018. Ratna Sarumpaet, tersangka penyebaran berita bohong atau <i>hoax</i> tentang penganiayaan dirinya, resmi menjadi tahanan Polda Metro Jaya hingga 20 hari. ANTARA FOTO/Reno Esnir
Kasus Ratna Sarumpaet, Seniman Yogya Larung 5 Wayang Antagonis

Sejumlah seniman di Yogyakarta punya cara sendiri untuk menyikapi kasus Ratna Sarumpaet dan berbagai kabar hoax yang beredar di masyarakat.


Pertemuan IMF - World Bank di Bali, Begini Komentar Mike Marjinal

7 Oktober 2018

Mike musikus punk Marjinal seusai jumpa media tentang acara The People's Summit on Alternative Development di Denpasar, Sabtu, 6 Oktober 2018. (TEMPO/BRAM SETIAWAN)
Pertemuan IMF - World Bank di Bali, Begini Komentar Mike Marjinal

Gitaris grup band punk Marjinal, Mike, bersama sejumlah aktivis dan seniman ikut memantau pertemuan IMF - World Bank di Bali.


Seniman Mural Singgung Cara Anies Baswedan Bersihkan Kali Item

26 Juli 2018

Seniman mural The Popo kritik Gubernur DKI Jakarta soal penanganan Kali Item melalui mural (Instagram)
Seniman Mural Singgung Cara Anies Baswedan Bersihkan Kali Item

Upaya cepat yang dilakukan Anies Baswedan menangani Kali Item mendapat respons beberapa pihak salah satunya seniman mural


Tidak Perlu Takut Jadi Seniman, Simak Kata Pelukis Naufal Abshar

11 Januari 2018

Naufal Abshar, pelukis mural yang terkenal dengan serial 'Hahaha' untuk melakukan kritik sosial. Leonardi
Tidak Perlu Takut Jadi Seniman, Simak Kata Pelukis Naufal Abshar

Beberapa orang akan berpikir bahwa seorang seniman tidak akan mendapatkan pekerjaan dan tidak bisa bertahan. Simak pengalaman pelukis Naudal Abshar.


Karya Teguh Ostenrik Segera Ditenggelamkan di Pulau Bangka

17 Oktober 2017

Dokus Piramida Dugong. Foto: Yayasan Terumbu Rupa
Karya Teguh Ostenrik Segera Ditenggelamkan di Pulau Bangka

Instalasi seni Teguh Ostenrik yang ketujuh, ditanam untuk mengembalikan keindahan laut Pulau Bangka


Teras Budaya Tempo Gelar Malam Simpati untuk Hamsad Rangkuti

22 September 2017

Teras Budaya Tempo menggelar Malam Simpati untuk Hamsad Rangkuti di Gedung Tempo, 21 September 2017. TEMPO/Juli Hantoro
Teras Budaya Tempo Gelar Malam Simpati untuk Hamsad Rangkuti

Malam ini, Teras Budaya Tempo menggelar kegiatan penggalangan dana bertajuk Simpati untuk sastrawan Hamsad Rangkuti.


Performance Art Tisna Sanjaya Protes DPR Soal KPK

21 Juli 2017

Tisna Sanjaya melakukan performance art mendukung KPK. BISNIS.COM
Performance Art Tisna Sanjaya Protes DPR Soal KPK

Seniman Tisna Sanjaya memprotes Panitia Khusus Angket DPR soal KPK dengan melakukan performance art di samping Gedung Merdeka Bandung.