TEMPO.CO, Jember - Iklan dan promosi rokok harus dibatasi dan dikontrol secara ketat. Pasalnya, beragam model iklan dan promosi produk tembakau itu dianggap meningkatkan jumlah perokok baru, terutama perokok anak-anak dan remaja.
"Perlu upaya serius dan terpadu dari pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk membatasi dan mengontrol munculnya banyak iklan dan promosi rokok," ujar dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember (Unej), Khoiron, Kamis, 8 November 2012.
Riset yang dilakukan tim Fakultas Kesehatan Masyarakat tahun ini menyatakan, walaupun tayangan iklan dan promosi rokok di televisi sudah dibatasi sejak 1990, iklan di media cetak dan di tempat umum masih tetap banyak ditemui. Dalam beberapa tahun terakhir, kata dia, sejumlah perusahaan rokok juga gencar mempromosikan produk mereka yang diklaim "lebih aman dan sehat" dengan iklan rokok mild, light, dan ultra light.
"Juga menjadi sponsor acara-acara anak muda, mulai dari musik, olahraga, dan mode. Kondisi ini yang membuat anak muda terpengaruh dan mudah sekali menjadi perokok," katanya.
Peneliti lain, Islahul Fikriyah, mengatakan riset mereka menunjukkan bahwa hampir 70 persen anak-anak dan remaja terpengaruh oleh beragam bentuk iklan perusahaan rokok. "Sebanyak 50 persen menyatakan merasa percaya diri, dan 37 persen mengaku senang dengan imajinasi yang ditimbulkan dari iklan rokok," katanya.
Karenanya, dalam Seminar Internasional "The Impacts of Regulations on Tobacco Control" itu, tim Fakultas Kesehatan Masyarakat merekomendasikan kepada pemerintah untuk melaksanakan dengan tegas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan. Selain membatasi dan mengatur sanksi, aturan itu juga mewajibkan perusahaan rokok mencantumkan gambar-gambar bahaya rokok bagi kesehatan.
Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, Dr. Ekowati Rahajeng, SKM, M.Kes, mengatakan tahun ini diperkirakan ada 1,2 juta perokok anak dan remaja di Indonesia. "Hasil riset komisi perlindungan anak menyebutkan, 91,7 persen anak usia 13 hingga 15 tahun mulai merokok akibat pengaruh iklan dan promosi rokok," katanya.
MAHBUB DJUNAIDY
Berita lain:
Tujuh Tanda Istri Anda "Main Api"
Kokain Obat Penyerang Jantung yang Sempurna
Manajer, Paling Berisiko Kena Penyakit Berbahaya
Wanita Cantik Cenderung Egois?