Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

60 Persen Jajanan Sekolah Depok Tercemar Bakteri

Editor

Grace gandhi

image-gnews
TEMPO/ Eko Siswono Toyudho
TEMPO/ Eko Siswono Toyudho
Iklan

TEMPO.CO , Depok: Sebanyak 60 persen jajanan sekolah dasar di Depok tercemar bakteri air. Hal itu berdasarkan hasil survei Dinas Kesehatan Kota Depok terhadap 40 SD dan Madrasah Ibtidaiyah di Depok sejak Mei 2012.

"Yang terbukti tercemar bakteri adalah batagor, nasi uduk, nasi goreng, mie goreng, dan bakso. Minumannya es teh manis, es cincau, dan minuman lain yang menggunakan es balok," kata Kepala Bidang Perbekalan Kesehatan Pengawas Obat dan Makanan Dinas Kesehatan Kota Depok, Devi Maryori, Kamis, 8 November 2012.

Dari data itu, sebanyak 52 persen jajanan anak SD juga terkontaminasi bakteri coliform atau bakteri makanan. Bahkan, sebanyak 4 persen masih mengandung bahan formalin.

Devi menambahkan, formalin biasa terdapat pada tahu dan mie basah. Pencemaran bakteri karena makanan itu menggunakan air mentah, tak higienisnya wadah makanan, serta pengolahan makanan dan minuman oleh penjualnya. "Atau juga bisa kena lalat," katanya.

Untuk mengatasi masalah itu, Dinas Kesehatan Kota Depok telah membentuk tim diklat yang merupakan pengawas cilik di setiap kantin sekolah yang terdiri dari pelajar SD. Mereka akan mulai mengawasi kantin sekolah dari makanan dan minuman mulai 2013."Mereka akan kami latih dalam diklat dan akan mulai terjun pada 2013," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Devi, para pengawas cilik ini nantinya akan langsung bertindak jika ditemukan makanan yang berbahaya. " Mereka bisa me-warning teman-temannya di kantin untuk tidak membeli jajanan yang mengandung bahan tambahan pangan berbahaya," katanya.

Devi mengatakan, saat ini Dinas Kesehatan terus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pedagang dan produsen makanan sekitar sekolah. Orang tua siswa juga diminta untuk mengawasi jajanan anak mereka dan akan lebih baik membawa bekal dari rumah. "Sebaiknya, mereka menbekalkan makanan anaknya dari rumah," kata dia.

ILHAM TIRTA


Terpopuler:
Pria Merokok Rawan Diabetes dan Disfungsi Seksual

Kurangi Stres dengan Feng Shui 

Cegah Si Gula Sejak Fase Pradiabetes

2013, Rambut Pendek Akan Menjadi Tren

Insomnia Meningkatkan Risiko Serangan Jantung

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bukan Dagingnya, Ini Bagian Tersehat dari Buah Alpukat  

31 Agustus 2017

Ilustrasi alpukat. Shutterstock
Bukan Dagingnya, Ini Bagian Tersehat dari Buah Alpukat  

Alpukat dikenal kaya dengan kandungan lemak baik dan potasium, mineral yang ampuh menjaga tekanan darah dan mencegah stroke.


Jangan Buang Makanan, Intip 10 Faktanya

8 Agustus 2017

Ilustrasi membuang makanan. Kortsleht.ee
Jangan Buang Makanan, Intip 10 Faktanya

Makanan yang saat ini terbuang di Eropa misalnya, dapat memberi makan 200 juta orang.


Alpukat Kaya Manfaat, Benarkah Dapat Meningkatkan Fungsi Otak?

8 Agustus 2017

Mahasiswa Unsoed Ciptakan Biodiesel dari Biji AlpukatMemanfaatkan biji alpukat untuk kebutuhan energi di masa depan.Foto Ilustrasi(Komunika Online)
Alpukat Kaya Manfaat, Benarkah Dapat Meningkatkan Fungsi Otak?

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Frontiers in Aging Neuroscience baru-baru ini mencoba membuktikan apakah alpukat bermanfaat untuk otak.


Superfood Itu Hoax, Tak Ada Makanan yang Komplet Gizinya

1 Agustus 2017

Ilustrasi buah dan sayur. shutterstock.com
Superfood Itu Hoax, Tak Ada Makanan yang Komplet Gizinya

Ahli kesehatan menegaskan tidak ada satu pun makanan yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh.


BPOM: Makanan Mengandung Zat Berbahaya Menurun secara Nasional

3 Juni 2017

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny Kusumastuti Lukito memberikan keterangan terkait mi Bikini (bihun kekinian) yang disita BPOM saat konpers di Jakarta, 8 Agustus 2016. TEMPO/M Iqbal Ichsan
BPOM: Makanan Mengandung Zat Berbahaya Menurun secara Nasional

Ketua BPOM Penny Kusumastuti Lukito memaparkan adanya penurunan jumlah makanan yang tidak memenuhi ketentuan dari BPOM secara nasional.


Indonesia dan Thailand Kerja Sama Teknologi Pascapanen untuk Buah  

21 April 2017

Ilustrasi buah Mangga. ANTARA/Moch Asim
Indonesia dan Thailand Kerja Sama Teknologi Pascapanen untuk Buah  

Indonesia dan Thailand bekerja sama mengembangkan teknologi pascapanen untuk buah-buahan.


Cabai Impor Asal Cina dan India Aman Dikonsumsi

2 Maret 2017

Ilustrasi cabai. TEMPO/Tony Hartawan
Cabai Impor Asal Cina dan India Aman Dikonsumsi

Disperindag Provinsi Jawa Timur bersama dengan BBPOM Surabaya telah melakukan investigasi atas cabai impor asal Cina dan India.


Awasi Peredaran Makanan, DKI Rilis Laboratorium Keliling  

1 Februari 2017

Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Soni Sumarsono meninjau mobil laboratorium keliling milik Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan di halaman Balai Kota, Jakarta, 1 Februari 2017. TEMPO/Lani Diana
Awasi Peredaran Makanan, DKI Rilis Laboratorium Keliling  

Dengan begitu, kata Sumarsono, pemerintah dapat mendeteksi makanan yang mengandung racun dan bahan berbahaya.


Kacang-Kacangan Ini Mampu Jadi Pengganti Daging

12 Desember 2016

Ilustrasi buncis. shutterstock.com
Kacang-Kacangan Ini Mampu Jadi Pengganti Daging

"Makanan kaya protein berbasis kacang-kacangan mengandung serat lebih banyak daripada daging babi dan sapi"


Peneliti Menyimpan Ragi Bir yang Sempurna

18 November 2016

Bir di toko minuman dan merchandise di Waterloo, Belgia. TEMPO/Nurdin Kalim
Peneliti Menyimpan Ragi Bir yang Sempurna

Belgia terkenal memiliki ratusan bir berbeda tetapi tidak sebanding dengan ragi yang digunakan untuk membuatnya, sekitar 30.000 disimpan di es