TEMPO.CO, Jakarta - Menciutnya defisit transaksi berjalan serta surplusnya transaksi modal dan finansial Indonesia memberikan sentimen positif bagi rupiah. Di tengah perkasanya dolar Amerika Serikat terhadap mata uang utama dunia, mata uang lokal berhasil menguat di akhir pekan ini.
Pada transaksi hari ini, Jumat, 9 November 2012, nilai tukar rupiah berhasil ditutup menguat 9 poin (0,09 persen) ke level 9.619 per dolar AS. Hari ini rupiah ditransaksikan dalam rentang 9.619 hingga 9.635 per dolar Amerika.
Pengamat pasar uang, Lindawati Susanto, mengemukakan, melambatnya defisit transaksi berjalan (current account) di triwulan ketiga menjadi US$ 5,3 miliar (2,4 persen dari PDB) dari triwulan sebelumnya yang sebesar US$ 7,7 miliar (3,5 persendari PDB), memberikan dukungan bagi penguatan rupiah. “Ini mengindikasikan bahwa perekonomian Indonesia sedikit membaik.”
Kendati kinerja ekspor masih menurun akibat belum puliihnya krisis, neraca perdagangan berhasil mencatat surplus karena turunnya impor yang cukup signifikan.
Dipertahankannya suku bunga acuan BI Rate di level 5,75 untuk kesembilan kalinya ini juga memberikan sentimen bagi rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia tidak ada masalah. Sebenarnya ada ruang bagi Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunganya seiring terjaganya inflasi. “Mungkin, karena rupiah saat ini sedang melemah sehingga keputusan tersebut adalah yang terbaik,” ucapnya.
Kembali terpilihnya Barack Obama menjadi presiden AS untuk 4 tahun mendatang bisa dijadikan momen untuk memburu aset-aset yang dianggap berisiko dan berimbal hasil tinggi. Kemenangan Obama itu menjamin tidak akan ada perubahan kebijakan drastis pemerintah Amerika Serikat. Yang terpenting, kebijakan stimulus guna mendorong pertumbuhan akan tetap berjalan seperti keinginan pasar.
Adanya ketidakpastian di Eropa terkait dengan masalah kelanjutan dana talangan bagi Yunani juga menjadi perhatian investor. Sepertinya Yunani akan mengalami kesulitan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan kucuran pinjaman berikutnya.
Untuk menguat kembali ke level 9.300-an sepertinya sulit, karena level rupiah sekarang memang berada di level 9.500 hingga 9.600 per dolar AS.
Dari kawasan regional, mata uang Asia sebagian besar ditutup menguat sore ini. Dolar Singapura menguat 0,14 persen, won Korea Selatan terapresiasi 0,28 persen, ringgit Malaysia naik 0,07 persen, serta bath Thailand juga menguat 0,16 persen terhadap dolar AS.
Mata uang tunggal Uni Eropa hingga pukul 16.50 WIB terlihat melemah tipis 0,05 persen ke level US$ 1,2743, poundsterling terkoreksi 0,05 persen ke US$ 1,5977, sedangkan yen Jepang menguat 0,11 persen menjadi 79,38 per dolar AS. Indeks dolar AS terhadap enam mata uang rival utamanya naik 0,033 poin ke level 80,826.
PDAT | VIVA B. KUSNANDAR