TEMPO.CO, Purwakarta - Maraknya aksi unjuk rasa buruh yang belakangan mulai anarkis di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, diakui berdampak negatif terhadap iklim investasi. "Dampaknya terasa, investor mulai enggak tenang bahkan ada yang mengancam hengkang," kata Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (BMP2TSP) Kabupaten Purwakarta, Iyus Permana, saat dihubungi Tempo, Jumat, 9 November 2012.
Tetapi, menurut penilaian Iyus, aksi unjuk rasa buruh yang dipicu oleh keinginan naiknya UMK tahunan itu dampaknya hanya sesaat. Setelah tercapai kesepakatan secara tripartit, semuanya akan kembali tenang. "Memang kondisinya akan lebih elok jika kawan-kawan serikat buruh melakukan unjuk rasanya dengan elegan," tuturnya.
Iyus yakin, sejauh sistem pelayanan dan pembinaan terhadap investor berjalan dengan baik, kondisi perindustrian akan kembali normal."Meski ada riak, tetapi, secara keseluruhan, kami melihat investor masih nyaman," katanya.
Saat ini tercatat 132 perusahaan asing dan 34 perusahaan dalam negeri yang menanamkan investasinya di Purwakarta. Industri dengan nilai investasi Rp 30 triliun itu mampu menyedot 37 ribu tenaga kerja.
Sepanjang Januari-Oktober 2012, tercatat 40 perusahaan baru dan perusahaan yang memperluas usahanya di Purwakarta. Total nilai investasinya mencapai Rp 3,6 triliun dan menyerap 6.000-an tenaga kerja baru.
Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang Asosiasi Pengusaha Indonesia Kabupaten Purwakarta, Darius Krisdanu Purwana, meminta agar pemerintah kabupaten Purwakarta kembali memberikan jaminan iklim investasi yang aman dan nyaman. "Dampak aksi unjuk rasa yang anarkis sangat terasa, pengusaha banyak yang merasa tidak aman dan nyaman bahkan ada yang mengancam relokasi," kata Darius.
Aparat penegak hukum juga diminta tegas untuk mengamankan aksi demo buruh yang mulai disusupi buruh dari Karawang dan Bekasi. "Mereka mau mengobok-obok Purwakarta. Mestinya ditindak tegas," ujarnya.
NANANG SUTISNA