TEMPO.CO, Jakarta - Pesta semalam suntuk hingga pagi dan kawasan yang bebas minuman alkohol membuat promotor konser Swedish House Mafia melarang kedatangan penonton berusia kurang dari 18 tahun. "Nanti akan ada checking ID, kalau belum berusia 18 tahun tidak bisa masuk," kata Peter Harjani, promotor dari Marygops studio, dalam konferensi pers di Grand Indonesia, Jumat, 9 November 2012.
Peter menuturkan, selain alasan pesta yang larut malam, di kawasan konser pun mudah ditemukan minuman beralkohol. Sehingga remaja tanggung tak akan boleh menikmati aksi pemilik hit Save The World itu.
Tak dapat penonton remaja, Marygops optimistis bisa membuat Eco Park Ancol diisi 15 ribu penikmat pesta. "Kami siapkan kembang api, tempat yang oke, tentunya sanitasi yang oke. Kami belajar dari pengalaman," kata Shaane Harjani, seorang promotor.
Untuk kawasan Asia Tenggara, Jakarta hanya memiliki selisih hari dengan Malaysia dan dua hari dengan Singapura. Pada konser yang akan digelar 19 Januari 2013 itu, penonton harus mengeluarkan Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta agar bisa ikut raved party di tepi pantai. "Harga kami hampir sama dengan Malaysia dan Singapura," kata Peter.
Peter berujar, Steve Angello, Sebastian Ingrosso, dan Axwell akan bermain live. "Selama ini sih begitu dan belum ada perubahan," ujar dia.
Tiga pria asal Swedia itu pun tak meminta macam-macam dalam konser pertama dan terakhirnya itu. "Yang penting minuman beralkohol bagi mereka," kata Peter.
Swedish House Mafia adalah trio DJ yang berdiri dari 2008. Empat tahun memainkan musik elektro, mereka berhasil membuat dua album dan tujuh hit single. Kini di tengah kesuksesan tersebut, pemilik hit Don't You Worry Child itu justru memutuskan berpisah dan menggelar tur terakhir keliling dunia.
DIANING SARI
Berita lain:
Jakarta Masuk Tur Perpisahan Swedish House Mafia
Sepultura Janjikan 23 Lagu di Kutai
Djakarta Artmosphere, Dua Generasi Satu Panggung
Kembalinya Sang Hitman
Munir dan Angklung Manggung di Brasil