TEMPO.CO, Damaskus - Presiden Suriah Bashar al-Assad bersumpah untuk hidup atau mati tetap di Suriah. Pada program televisi Russia Today, ia mengingatkan pihak asing untuk tak campur tangan dalam urusan dalam negerinya. Assad juga menyebut Suriah sebagai benteng terakhir dari sekularisme dan stabilitas di kawasan itu.
Berbicara langsung di televisi, ia menyatakan tak tertarik dengan usulan agar ia meninggalkan negeri itu. Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris, David Cameron, menyatakan akan memberinya tempat yang aman asal dia mundur dan meninggalkan negeri itu.
"Saya bukan boneka. Saya bukan bentukan Barat, sehingga harus pergi ke Barat atau negara lainnya," katanya dalam acara yang disiarkan hari ini. "Saya seorang Suriah. Saya dibentuk oleh Suriah. Saya tak berpikir agar Barat ikut campur tangan. Namun jika mereka melakukannya, tak akan ada orang yang tahu apa yang akan terjadi besok. Saya pikir, harga yang harus dibayar dalam invasi mereka jika itu terjadi akan melebihi dari apa yang seluruh dunia mampu," katanya.
Pernyataan Assad diungkapkan seiring rencana kubu oposisi untuk menghajat pertemuan di ibu kota Qatar, Doha, untuk membahas nasib bangsa lebih lanjut. Pernyataannya juga secara tak langsung disampaikan pada Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, yang terpilih kembali dalam pemilu pekan ini. Pendek kata, ia menegaskan pada Obama bahwa dirinya tak akan berkompromi atau berubah langkah sejengkalpun.
Menurut Komite Palang Merah Internasional, jumlah pengungsi Suriah kian bertambah jumlahnya. "Situasi kemanusiaan di sana kian memburuk, meski lingkup operasi kami ditambah," kata Presiden Palang Merah Internasional, Peter Mauren.
REUTERS | TRIP B
Berita Terpopuler
Dunia Sambut Barack Obama Lagi
Iseng Uji Kehamilan, Pria Ketahuan Kanker Testis
Bayi Kembar di Kenya Dinamai Obama dan Romney
Merayakan Obama di Yekaterinburg
Obama Wajib Review Ekonomi Dunia
Mesir Berharap Obama Perkuat Persahabatan
Obama Menang, Produsen Bendera di Pakistan Senang