TEMPO.CO , Purwakarta: Persebaran elang Jawa di Jawa Tengah kini hanya tinggal di Gunung Slamet, Merapi, Merbabu, Dieng, serta hutan di Pemalang. "Kami akan mulai mendata kembali berapa populasinya," kata Endi Suryo, Polisi Hutan BKSDA Jawa Tengah wilayah Cilacap.
Ia menegaskan, elang Jawa merupakan satwa yang terancam punah dan masuk kategori dilindungi. "Siapapun tidak boleh memeliharanya," kata dia.
Koordinator Biodiversity Comuunity Banyumas, Timur Sumardiyanto, mengatakan, elang Jawa yang hampir punah ini merupakan endemik Pulau Jawa. Keberadaanya terus berkurang karena perburuan liar dan semakin sempitnya habitat burung ini.
Selain elang Jjawa, spesies raptor banyak terdapat di Gunung Slamet, seperti elang hitam, bido, ular, dan raptor migrant lainnya terlihat di gunung ini.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Suaka Elang, Biodiversity Commuinity Banyumas, dan masyarakat Desa Melung Banyumas pekan depan, akan melepasliarkan seekor elang jawa (Nisaetus bartelsi) di lereng Gunung Slamet.
Elang tersebut merupakan hasil sitaan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat yang selama empat tahun sebelumnya sudah menjalani rehabilitasi. "Ini merupakan pelepasliaran yang ke delapan sejak 2007 dan pertama kali di Jawa Tengah," kata Pengelola Suaka Elang, Yandri Kurniawan, Kamis, 8 November 2012.
Kepala Desa Melung, Budi Satrio, mengatakan pelepasliaran ini merupakan bentuk kepedulian masyarakat Melung terhadap konservasi satwa terutama elang jawa. "Kami akan membuat peraturan desa yang melarang perburuan elang Jawa dan satwa lainnya," kata dia.
Menurut dia, pemerintah seharusnya memikirkan kembali rencana pembangunan pembangkit listrik panas bumi yang dia nilai bisa memfragmentasi habitat elang Jawa. "Kami tidak menolak, tapi nanti bagaimana dengan habitat elang Jawa?" katanya.
ARIS ANDRIANTO
Berita Lainnya:
Gurita Tropis Terdampar di Pantai California
Pertama di Dunia, Tarsius Lahir di Penangkaran
Singa ala Bob Marley dari Etiopia
Usman Hamid Jadi Pejuang Hak Asasi Lumba-Lumba