TEMPO.CO, Jakarta - Vokalis Sepultura, Derrick Green, kurang memprovokasi penonton pada konser band-nya di Lapangan D Senayan, Jakarta, Sabtu, 10 November 2012. Pria pengganti Max Cavalera ini terbilang sangat kalem berinteraksi dengan penonton.
Ajakan untuk semakin gila menikmati musik kepada penonton menjadi hal lumrah pada konser-konser musik menggerung seperti Sepultura. Asyik tidaknya penampilan band cadas biasanya tergambar oleh budaya khas metalhead (pencinta musik metal) dengan membuat circle pit yang rentan bikin cedera.
Dari catatan Tempo, Green hanya sesekali berkomunikasi dengan penonton. Materi pembicaraan hanya seputar kebanggaannya bisa tampil di Indonesia dan meyakinkan para thrasher untuk menikmati penampilan band beraliran thrash metal ini.
Meski begitu, penonton terlihat puas bisa menikmati lagu-lagu lama di era album awal Sepultura, seperti Escape To The Void dari album kedua, Schizophrenia (1987); Beneath The Remains dan Inner Self dari album Beneath The Remains (1989); Arise dan Subtraction dari album Arise (1991); Refuse/Resist dan Territory dari album Chaos A.D (1993); serta Roots Bloody Roots, Attitude, dan Ratamahatta dari album terakhir Sepultura era Max Cavalera, Roots (1996).
Total, ada 22 lagu yang digelontorkan Green, Andreas Kisser, Paulo Jr, dan Eloy Casagrande semalam. Mereka juga sempat memperkenalkan karya-karya di album terbarunya, Kairos, yang dirilis pada 2011 lalu, seperti Kairos, Relentless, Mask, dan Dialog.
YAZIR FAROUK
Berita lain:
Singapura Airlines Tak Bongkar Tas Agnes Monica
Pengacara Yakin Penahanan Diego Bisa Ditangguhkan
Ibu, Pahlawan bagi Aming
Kenapa Tas Agnes Monica Dibongkar Versi Polisi
Ini Sosok Pejuang Bagi Denny ''Cagur''