TEMPO.CO, WASHINGTON DC - Sedikit demi sedikit rahasia hubungan asmara David Petraeus, bos CIA, dengan penulis biografinya, Paula Broadwell, mulai terungkap. Sumber Washington Post yang tak mau diungkap identitasnya bercerita, kisah asmara itu sejatinya terungkap secara kebetulan.
Beberapa bulan lalu, kata pejabat itu, seorang wanita melapor ke FBI karena menerima e-mail ancaman dari “seorang wanita lain”. FBI yang merespons laporan ini kemudian melacak asal mula e-mail tersebut. Hasilnya, terungkap sang pengirim adalah Paula Broadwell.
Semula, FBI mengira ini cuma kasus biasa. Namun, karena ini menyangkut Paula Broadwell, perempuan wartawan dan penulis yang cukup dikenal serta memiliki hubungan dekat dengan pejabat-pejabat di Pentagon, peretasan dilanjutkan.
Hasilnya membuat FBI terkejut. E-mail-e-mail yang disadap menunjukkan bahwa Paula memiliki hubungan dekat dengan Petraeus, sang bos CIA. Sumber Washington Post itu menggambarkan, lalu lintas e-mail Paula dengan Petraeus sangat intens. Banyak di antaranya berisi percakapan-percakapan seksual eksplisit, seperti “bercinta di bawah meja”.
Sumber itu tak bersedia mengungkapkan siapa wanita yang pertama melapor ke FBI dan apa saja ancaman yang dikirim Broadwell kepadanya. Namun, mereka menduga, ancaman itu dikirimkan karena Broadwell cemburu pada si wanita dan merasa hubungannya dengan sang bos CIA terancam.
Masih banyak misteri yang belum terungkap dari skandal yang menggegerkan Amerika ini. Salah satunya, mengapa FBI sampai harus merespons laporan wanita yang menerima e-mail itu. Padahal, si wanita tidak tergolong orang yang perlu diamati. Dia bahkan bukan pegawai negeri atau pegawai yang berhubungan dengan CIA atau FBI.
Skandal ini juga membuka kembali luka lama hubungan antara FBI dan CIA yang sudah menjadi rahasia umum. Kedua lembaga intelijen ini dikenal saling bersaing, meski tugas mereka berbeda. CIA lebih berurusan dengan ancaman dari luar, sedangkan FBI berurusan dengan ancaman nasional yang berasal dari dalam negeri.
Skandal ini juga menjadi isu politik karena peretasan e-mail itu menyangkut nama Petraeus, pensiunan jenderal yang dikenal kehebatannya saat memimpin pasukan Amerika di Afganistan. Peter T. King, senator Republikan yang membidangi masalah intelijen, misalnya, mempertanyakan mengapa FBI tak segera memberi tahu Komite Intelijen tentang peretasan itu. “Aneh, mengapa FBI perlu menyelidiki komputer direktur CIA dan tak melaporkan soal ini ke Presiden?” kata dia.
FBI membantah bahwa mereka telah memata-matai sang bos CIA. Menurut pejabat FBI, investigasi atas e-mail itu dilakukan pada lalu lintas e-mail Broadwell dan sang wanita yang diancam, bukan pada e-mail Petraeus.
DARU PRIYAMBODO | WASHINGTON POST | NEW YORK TIME
Berita terkait
Wanita di Pusat Skandal Cinta Pentagon
Skandal Seks CIA Merembet ke Komandan NATO