TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ternyata memiliki ribuan aset berupa rumah yang disewakan kepada warganya. Sesuai Undang-Undang Nomor 49 Tahun 1963 tentang Hubungan Sewa-Menyewa Perumahan, pemerintah daerah bisa memberikan izin kepada siapa saja yang membutuhkan tempat tinggal, untuk menghuni salah satu rumah aset Pemerintah Jakarta.
“Jumlahnya sekitar 2.000 rumah,” kata Kepala Bidang Perizinan dan Penertiban Dinas Perumahan DKI Jakarta Yaya Mulyarso. Penyewa rumah mendapat Surat Izin Perumahan (SIP) yang resmi dan dilindungi undang-undang. “Uang sewanya masuk ke kas DKI,” kata Yaya.
Salah satu rumah aset Pemda itu dikuasai Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz lewat skema SIP. Masalahnya, rumah itu sebenarnya rumah milik Sie Swan Hwie, pria 61 tahun, yang tinggal di Jalan Padang, Setiabudi, Jakarta Selatan. Kisah rumah ini dimuat di Majalah Tempo, edisi Senin, 12 November 2012.
Selain sarat sengketa, rumah aset Pemda Jakarta juga menyimpan masalah lain. Uang sewa yang dibayarkan para pemegang SIP ini amat murah dan tidak sebanding dengan nilai rumah yang mereka kuasai. Rumah mewah di Borobudur 22, Menteng, Jakarta Pusat, yang kini disengketakan, bernilai Rp 15 miliar jika dijual. Namun, Djan Faridz yang memegang SIP atas rumah itu, hanya membayar sewa Rp 300 ribu per bulan.
Kuatnya status hukum pemegang SIP juga tercermin dari pengaturan jika rumah itu dijual. “Kalau dijual, misalnya, pemilik SIP berhak atas 40 persen dari nilai jual rumah,” kata Yaya.
Saat ini, kata dia, status SIP rumah Borobudur 22, sudah tidak lagi ada di tangan istri Djan Faridz. "Sekarang SIP di sana, atas nama putra Djan Faridz, Andika," kata Yaya. Dengan kata lain, SIP pun ternyata bisa diwariskan secara turun-temurun.
Tempo berupaya meminta komentar Djan perihal rumah yang digugat Sie ini. Setelah Djan tak merespons pesan pendek (SMS) permintaan wawancara, Tempo mendatangi Djan di kantornya, Kementerian Perumahan Rakyat, di Jalan Raden Patah, Jakarta Selatan. Ditemui setelah salat Jumat, Djan menolak diwawancarai. “Saya sibuk rapat,” katanya.
MUSTAFA SILALAHI, BAGJA HIDAYAT
Berita Terpopuler:
Soedirman dan Keris Penolak Mortir
Soedirman, Kisah Asmara di Wiworo Tomo
Cerita Kesaktian Soedirman
Soedirman, Bapak Tentara dari Banyumas
Soedirman, Sang Jenderal Klenik