Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

'Kekerasan Atas Rohingya Untungkan Rezim Myanmar'  

image-gnews
Pengungsi etnis Rohingya di perahu menuju tempat pengungsian di Bangladesh. AP/Anurup Titu/
Pengungsi etnis Rohingya di perahu menuju tempat pengungsian di Bangladesh. AP/Anurup Titu/
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Belum genap dua tahun reformasi melanda Myanmar, kini awan gelap konflik etnis memayungi negara bekas jajahan Inggris itu. Pada Juni 2012 lalu, kerusuhan melanda negara bagian Arakan/Rakhine. Warga Rohingya yang kebanyakan beragama Islam, bentrok dengan warga Rakhine yang beragama Buddha. Konflik serupa meletus lagi Oktober lalu. Ratusan orang tewas dan puluhan ribu etnis Rohingya terpaksa mengungsi.

Jurnalis Swedia, Bertil Lintner, yang sudah lama mengamati perkembangan politik di Myanmar, menilai pemerintah Myanmar memang terkesan mendiamkan masalah ini. Menurutnya, rezim yang berkuasa di Myanmar justru diuntungkan dengan konflik yang melibatkan etnis Rohingya.

Berikut petikan wawancaranya melalui e-mail pada pekan lalu:

Pemerintah Myanmar menuding ada kelompok atau individu memainkan konflik di Arakan/Rakhine. Di buku Burma in Revolt, Anda menjelaskan bahwa penduduk di Arakan/Rakhine, termasuk etnis Rohingya, sebenarnya menuntut kemerdekaan sendiri sejak 1948. Apakah ada motif politik dalam konflik Rohingya?

Menurut saya, tidak ada keraguan, pemerintah Myanmar telah mendapatkan keuntungan dari kerusuhan di Rahine itu. Pada pemilihan November 2010, Partai Nasionalis Rakhine, sebuah partai lokal di sana, meraih kemenangan dan mengalahkan Partai Persatuan Solidaritas dan Pembangunan (USDP).

Sekarang, setelah kekerasan atas Rohingya terjadi, warga Buddha Rakhine berbalik menyambut pemerintah. Mereka banyak menyebut Presiden Thein Sein dengan sapaan thamadagyi atau "presiden besar".

Tak hanya itu, pasukan militer mendadak populer di sana dan pemerintah diberi peluang untuk mengangkat sentimen antimuslim di seluruh negeri.

Apa lagi keuntungan yang dinikmati rezim Myanmar dalam krisis Rohingya ini?

Krisis ini menempatkan Aung San Suu Kyi pada posisi tersudut. Apa saja yang ia katakan atau lakukan justru berbalik melawan dia. Jika dia mengekspresikan simpatinya pada warga Rohingya, dia kehilangan banyak dukungan di mana-mana. Jika dia diam--sikap ini yang dia pilih, kelompok hak asasi manusia internasional mengkritiknya.

Negara bagian Arakan/Rakhine kaya akan sumber daya alam seperti minyak dan gas. Apakah ada motif ekonomi dalam konflik ini?

Tidak ada bukti mengenai keterlibatan yang lain kecuali sejumlah perusahaan besar Burma dilaporkan begitu bersemangat bergerak dan mengambil alih tanah yang sudah dikosongkan oleh warga muslim.

Ada anggapan konflik ini sebagai genosida atau konflik sektarian untuk mengusir warga Rohingya dari negara itu? Apakah seperti itu?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ini jauh lebih parah dari apa yang terjadi sekarang. Ini pertempuran antara warga lokal Buddha dan komunitas muslim. Di tengah konflik ini, aparat keamanan tampaknya mengobarkan api untuk kepentingan mereka sendiri dan diam ketimbang menyelesaikan masalah.

Pemerintah didesak mencabut Undang Undang Kewarganegaraan dan mengakui etnis Rohingya sebagai warga Myanmar. Apakah desakan itu akan dipenuhi?

Saya akan sangat kaget jika pemerintah dan parlemen memutuskan untuk mencabut undang-undang itu dan memberikan kewarganegaraan kepada Rohingya. Dalam konteks Burma, ini akan menjadi gerakan yang sangat tidak populer.

Di sisi lain, isu pemberian kewarganegaraan atau tidak untuk Rohingya telah mengalihkan perhatian masyarakat ke isu imigrasi yang jauh lebih serius, yakni warga Cina yang sekarang tinggal dan berbisnis di Burma, mereka ada yang masuk secara ilegal lalu mereka membeli kartu identitas Burma dari pejabat lokal yang korup dan menjadi "warga negara" dengan cara itu.

Mengapa Suu Kyi tidak bersikap dalam kasus Rohingya?

Saya pikir dia khawatir kehilangan dukungan populernya. Solusi Suu Kyi yakni menegakkan the rule of law sangat tak jelas di negara yang begitu banyak ketidakadilan.

Saya bertemu beberapa generasi muda muslim Myanmar dua pekan lalu, mereka bukan Rohingya, tapi sama-sama mengaku mengalami begitu banyak diskriminasi dan prasangka.

Itu benar. Saya telah mendengar hal serupa dari komunitas muslim di luar Rakhine di negara itu. Mereka takut menjadi korban jika aksi kekerasan menyebar.

MARIA RITA

Berita Terpopuler:
Soedirman dan Keris Penolak Mortir

Soedirman, Kisah Asmara di Wiworo Tomo

Cerita Kesaktian Soedirman

Soedirman, Bapak Tentara dari Banyumas

Soedirman, Sang Jenderal Klenik

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

29 Januari 2021

Pendukung Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) memegang foto konselor Myanmar Aung San Suu Kyi ketika menunggu hasil penghitungan suara pemilu Myanmar di markas partai di Yangon, Myanmar, 8 November 2020.[REUTERS]
Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

Militer Myanmar menuduh pemilu diwarnai kecurangan dan tidak mengesampingkan kemungkinan kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi


Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

10 Februari 2018

Ke-10 pria Rohingya yang ditangkap sebelum dibantai warga Buddha dan tentara Myanmar di Inn Din, Rakhine, Myanmar, 2 September 2017. Di antara 10 pria Rohingya tersebut merupakan nelayan, penjaga toko, seorang guru agama Islam dan dua remaja pelajar sekolah menengah atas berusia belasan tahun. Laporan pembantaian ini ditulis oleh dua wartawan yang kini diadili pemerintah pimpinan Aung San Suu Kyi. REUTERS
Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

Dua orang disiksa hingga tewas, sedangkan sisanya, warga Rohingya, ditembak oleh tentara.


Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

27 September 2017

Seorang bocah Rohingya menangis di tengah antreatn saat berdesakan untuk mendapatkan bantuan di kamp pengungsian Cox's Bazar, Bangladesh, 25 September 2017. REUTERS/Cathal McNaughton
Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

Militer Myanmar?kembali menemukan 17 jasad umat Hindu?di sebuah kuburan massal di Rakhine dan ARSA dituding sebagai pelakunya.


Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

26 September 2017

Suasana antrean pengungsi Rohingya untuk mendapatkan bantuan di kamp pengungsian Cox's Bazar, Bangladesh, 25 September 2017. REUTERS/Cathal McNaughton
Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

Dewan Keamanan PBB akan bertemu lusa untuk membahas penindasan Rohingya di Myanmar.


Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

26 September 2017

Seorang anak pengungsi muslim Rohingya digendong ibunya saat berdesak-desakan untuk mendapatkan bantuan makanan di kamp pengungsian Cox's Bazar, Bangladesh, 21 September 2017. REUTERS/Cathal McNaughton
Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

Pasukan militer?Myanmar mulai membuka satu persatu?tudingan?kekejaman?oleh?milisi Rohingya atau ARSA.


Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

25 September 2017

Sidang perdana tim pencari fakta PBB untuk Rohingya di Jenewa, 19 September 2017. Yuyun Wahyuningrum
Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

Pengadailan Rakyat Internasional menyimpulkan Myanmar melakukan genosida terhadap minoritas muslim Rohingya.


Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

23 September 2017

Petugas mendata pengungsi Rohingya sebelum membagikan paket bantuan dari Indonesia di kamp pengungsian Thaingkali, Ukhiya, Bangladesh, 21 September 2017.  Bantuan kemanusiaan dari Indonesia telah sampai di Bangladesh dalam 8 kali pengiriman dengan pesawat
Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

Kedua jurnalis Myanmar ini berpengalaman bekerja untuk berbagai media internasional.


Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

6 September 2017

Penduduk desa Hindu berteduh di sebuah kuil di Myoma Ward Myhum Town, Myanmar. Hindu Youth Relief Group
Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

Sebagian warga Hindu mengungsi ke Banglades dan tinggal berdampingan dengan warga Muslim Rohingya.


Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

5 September 2017

Pesawat Myanmar yang hilang. Facebook/Commander in Chief Office
Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

Satu pesawat tempur militer Myanmar hilang saat melakukan pelatihan penerbangan di wilayah selatan Ayeyarwady.


Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

27 Agustus 2017

Sejumlah warga negara Amerika Serikat mengikuti parade ASEAN di Silang Monas, 27 Agustus 2017. TEMPO/Maria Fransisca
Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

ASEAN mendukung Myanmar dalam proses demokrasi, rekonsiliasi, dan pembangunan di negara tersebut dengan memegang prinsip non-intervensi.