TEMPO.CO, Semarang - Penyandang HIV/AIDS bukan hanya masyarakat sipil, melainkan juga anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian RI. “Kasus HIV/AIDS terjadi pada berbagai kalangan, mulai anak-anak, mahasiswa, karyawan kantor, buruh, ibu rumah tangga, hingga TNI-Polri,” kata Ketua Pelaksana Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jawa Tengah, Rustriningsih, dalam siaran pers yang diterima Tempo, Ahad, 11 November 2012.
Hanya saja, Rustri—sapaan Rustriningsih—tak menyebutkan jumlah penderita di kalangan TNI dan Polri. Rustri, yang juga menjabat sebagai Wakil Gubernur Provinsi Jawa Tengah, mengatakan distribusi kasus HIV-AIDS menurut jenis kelamin terdiri atas 38,3 persen perempuan dan 61,7 persen laki-laki.
Berdasarkan data KPA Jawa Tengah, jumlah epidemi HIV/AIDS di Jawa Tengah pada 1993 sampai 30 Juni 2012 mencapai 5.301 kasus. Perinciannya, kasus HIV sebanyak 2.922 dan kasus AIDS 2.379.
Selama periode 1993-2012, ada 642 penderita HIV/AIDS di wilayah Provinsi Jawa Tengah yang meninggal. “Sampai dengan 30 Juni 2012, yang sudah meninggal mencapai 642 orang,” kata Rustri.
Rustri prihatin penyebaran HIV/AIDS makin meluas. “Kami ingin mendorong kemandirian masyarakat untuk dapat melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS, menciptakan perilaku yang aman dari risiko penularan HIV/AIDS,” katanya.
Dia juga prihatin dengan masih adanya diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Kondisi ini membuat penderita akan menutup diri, berpindah tempat tinggal karena merasa terdiskriminasi. Ini pada akhirnya justru akan menyulitkan pemerintah atau pihak terkait untuk mengawasi mereka.
Di Kabupaten Kebumen, jumlah penderita HIV/AIDS mencapai 174 orang. Sebanyak 20 orang di antaranya meninggal. Perhimpunan Sarjana Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) meminta kelompok-kelompok masyarakat meningkatkan kepedulian terhadap adanya HIV/AIDS. “Selama ini, informasi tentang penyakit HIV/AIDS dan bagaimana cara menanggulanginya masih minim dan banyak yang belum tahu,” kata Ketua Persakmi Kabupaten Kebumen Kusbiyantoro dalam seminar Pengendalian HIV/AIDS, yang digelar perhimpunan tersebut pada Sabtu pekan lalu.
ROFIUDDIN