TEMPO.CO, Washington - Eksportir apel Amerika Serikat mengeluhkan aturan baru impor Indonesia. Aturan pemeriksaan baru pada label buah-buahan impor dan sayuran itu dianggap membatasi masuknya apel ke pasar Indonesia.
“Berdasarkan pembicaraan saya dengan importir, pengiriman tampaknya benar-benar berhenti,” kata Mark Powers, Wakil Presiden Dewan Hortikultura Northwest, di Yakima seperti dikutip The Seattle Times, Selasa, 13 November 2012.
Menurut Powers, setelah penundaan selama beberapa bulan, pejabat Indonesia menyatakan pengiriman yang berangkat setelah 28 Oktober akan mengikuti aturan baru. Namun kargo yang tiba di Jakarta sebelum tanggal itu tertahan di pelabuhan. Ketidakpastian aturan itu, kata dia, membuat para eksportir apel, pil, dan ceri mengubah rute perjalanan kapal laut yang semula menuju Indonesia ke pasar lain.
Powers mengatakan petani dan pengirim masih mencari tahu peraturan baru di Indonesia. Persyaratan baru itu, antara lain, isi dari semua pengiriman harus diverifikasi oleh inspektur di Indonesia pada saat kedatangan atau oleh pihak ketiga di negara asal. Selain itu, kemasan produk harus ditulis dalam bahasa Indonesia, dan membawa label wajib seperti kode daur ulang.
Indonesia merupakan pasar tujuan ekspor apel terbesar kelima bagi Amerika Serikat. Sebelum Indonesia, ada Meksiko, Kanada, India, dan Cina atau Hong Kong. Aturan baru Indonesia menambah gangguan perdagangan ekspor apel Amerika yang sebelumnya terjadi di Cina. Agustus lalu, Cina berhenti mengeluarkan izin impor apel merah dan apel golden delicious untuk melindungi produsen dalam negeri. Maret lalu, apel Amerika Serikat juga kesulitan masuk Korea Selatan karena kekhawatiran terhadap hama dan penyakit.
Panen apel di Amerika Serikat tahun ini terbilang buruk akibat embun beku di New York dan Michigan. Jadi, meski gangguan perdagangan terjadi akibat adanya penerapan aturan baru di Indonesia, Amerika tak terlalu rugi. “Kalau panen berhasil, kerugian amerika dari pasar apel Indonesia bisa mencapai US$ 40 juta atau lebih per tahun,” katanya.
Negara bagian Washington memproduksi sekitar 60 persen Apel untuk kebutuhan dalam negeri dan menyumbang hingga 90 persen ekspor apel. Pada kurun 2010-2011, Amerika memproduksi apel senilai US$ 3,35 miliar. Sepertiga dari jumlah itu diekspor ke lebih dari 60 negara.
Desmond O'Rourke, pensiunan profesor ekonomi di Washington State University dan konsultan buah-perdagangan di Pullman, melihat Indonesia sebagai suatu ujian yang kritis.
AMANDRA MUSTIKA MEGARANI | THE SEATTLE TIMES
Berita Terpopuler:
Jokowi: Kartu Jakarta Sehat Tak Gratis
Di Mana Holly Petraeus Saat David Akui Selingkuh?
Begini Cara Bos CIA Sembunyikan E-mail ke Pacarnya
Jokowi Minta Rumah Susun Segera Dihuni
Disiapkan Rp 600 Miliar untuk Kampung Deret Jokowi
Kata Ibas Soal DPR Pemeras BUMN