TEMPO.CO, Aleppo - Pertempuran enam pekan lalu di Aleppo nyaris mengakhiri hidup Fuad Farouqh, 30 tahun. Tentara Pembebas Suriah ini saat itu tengah melawan tentara pemerintah di kota terbesar di Suriah tersebut.
Tiba-tiba, bekas kuli bangunan ini tertembak. Bukan peluru Kalashnikov yang menembusnya, melainkan tembakan penembak jitu tentara pemerintah. Tak main-main, peluru menembus dada kiri hingga ke punggungnya. Ia segera dilarikan ke rumah sakit.
Ajaib. Fuad masih hidup. Peluru nyaris mengenai jantungnya. Empat hari ia dirawat di rumah sakit. Setelah itu, ia sadar dan sembuh. “Dokter menyebut badan saya seperti gunung,” katanya kepada Tempo, Rabu pekan lalu, sambil tertawa. Fuad kemudian pulang ke kampung halamannya di Marea.
Di rumah sakit rahasia milik tentara pemberontak di Kota Azaz, utara Suriah, Fuad menunjukkan lukanya. Tempo melihat bekas peluru persis di bagian dada kiri dan luka yang lebih kecil di bagian punuknya. Lebih dari 20 jahitan membentang mulai dari dada ke punggung belakang. “Ini bekas operasi mengambil peluru,” katanya.
Hari itu, petugas rumah sakit mencabut satu per satu benang jahitan. Terasa ngilu melihatnya, tapi Fuad tetap terlihat tenang. Tak terlihat ia merasakan sakit. Memang tak salah jika dokter menyebut badannya bagai gunung.
Hebatnya, Fuad menyatakan akan segera kembali berperang. “Saya tak akan berhenti bertempur sampai menang atau mati,” katanya.
PRAMONO
Berita terpopuler lainnya:
Komandan Pemberontak Suriah Ini Enggak Tegaan
Sepekan Obama Menang, Penjualan Senjata Naik Tajam
Pengakuan Kelley Bongkar Skandal Petraeus
Petraeus Sempat Kaget dengan Email Paula
Begini Cara Bos CIA Sembunyikan E-mail ke Pacarnya
Industri Film Dewasa Tolak Penggunaan Kondom