Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Suami Anda Selingkuh? Semprot Pakai Hormon Ini

Editor

Grace gandhi

image-gnews
Ilustrasi. mylot.com
Ilustrasi. mylot.com
Iklan

TEMPO.CO , Bonn: Para istri kini tak perlu lagi mengkhawatirkan kesetiaan suaminya. Sebuah penelitian di Jerman baru saja menemukan formula kesetiaan yang mampu mencegah pria beristri selingkuh dengan wanita lain.

Para pria lajang tidak perlu risau. Sebab, formula ajaib berbahan hormon oksitosin yang dikemas dalam alat semprot hidung ini tidak mempan pada bujangan.

Oksitosin, dijuluki "hormon cinta", sudah dikenal karena perannya dalam daya tarik dan ikatan emosional baik pada pria maupun wanita. Tetapi hormon ini tidak pernah menunjukkan peran penting dalam mewujudkan hubungan jangka panjang.

"Kadar oksitosin yang meningkat bisa membantu mempertahankan pernikahan dengan mencegah pria tertarik pada wanita lain," kata René Hurlemann dari Universitas Bonn, yang memimpin penelitian, Kamis 15 November 2012.

Seorang istri secara alami dapat meningkatkan kadar oksitosin suaminya lewat hubungan seksual. Namun, kehadiran, kedekatan, dan sentuhan dari istri ternyata juga dapat memicu bertambahnya oksitosin seorang pria.

Nah, penelitian sebelumnya terhadap tikus prairi juga menunjukkan hal senada. Oksitosin berperan vital sebagai kunci terbentuknya hubungan monogami. "Kami memberikan bukti pertama bahwa oksitosin memiliki peran yang sama bagi manusia," ujar Hurlemann.

Dalam penelitian terbaru, yang dipublikasikan di jurnal Journal of Neuroscience, tim peneliti menyemprotkan oksitosin dan plasebo (zat lain yang netral) ke hidung 57 pria beristri dan lajang. Para responden lantas diperkenalkan ke seorang perempuan peneliti yang dalam percobaan ini berperan sebagai penggoda.

Si wanita penggoda kemudian mendekati masing-masing pria. Para responden diminta untuk memberi tanda saat si wanita mencapai jarak yang membuat nyaman. Begitu pula saat si wanita dirasa begitu dekat sehingga membuat masing-masing pria tidak nyaman.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Percobaan diulangi dengan cara berkebalikan. Tiap pria diminta mendekati si wanita penggoda, lalu menentukan seberapa dekat jarak yang membuat mereka ingin berhenti karena mulai merasa kurang nyaman.

Percobaan menunjukkan, para pria beristri yang disemprot oksitosin memilih untuk menjaga jarak 10-15 sentimeter lebih jauh dari si wanita penggoda. Sedangkan yang disemprot plasebo bisa menolerir jarak yang lebih dekat.

Bagi para responden lajang, penyemprotan oksitosin dan plasebo tidak membawa perbedaan. Dan ketika percobaan diulang dengan seorang pria peneliti sebagai penggoda, semprotan oksitosin tidak berpengaruh terhadap semua responden.

"Kami awalnya mengira pria yang disemprot oksitosin akan membiarkan wanita lain sangat dekat dengannya. Tetapi yang terjadi justru sebaliknya," ujar Hurlemann. Hipotesis yang belakangan terbukti salah itu muncul lantaran oksitosin dikenal mampu memompa kepercayaan diri seseorang.

Larry Young, seorang ahli oksitosin dari Universitas Emory, yang tidak terlibat dalam penelitian, mengatakan oksitosin memang berperan penting untuk menguatkan ikatan monogami sepasang tikus prairi. "Penelitian ini membuktikan oksitosin berperan memicu perilaku setia baik pada tikus hingga manusia," ujarnya.

TELEGRAPH | MAHARDIKA SATRIA HADI


Terpopuler:
Ini Cara Penipuan Lewat Jejaring Sosial

Ternyata Panda Berasal dari Spanyol 

Bandung Jadi Tuan Rumah Pameran Inovasi

Planet "Tunawisma" Baru Saja Ditemukan

Laman Utama Yahoo Terus Bertransformasi 

Ballmer Menjawab Mundurnya Sinofsky  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. (ugm.ac.id)
Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.


Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Menara Hoover menjulang di Stanford University di Stanford, California, AS pada 13 Januari 2017. REUTERS/Noah Berger
Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.


2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

Peneliti di Gedung Genomik BRIN di Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno, Cibinong, Jawa Barat, Selasa, 27 Juni 2023. (Tempo/Maria Fransisca)
2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.


Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.


Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Gambar dari Batagur trivittata, Burmese Roofed Turtle yang masuk daftar Critically Endangered menurut IUCN Red List. (Rick Hudson, source: https://www.iucnredlist.org/species/10952/152044061)
Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.


Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Tim Mahabidzul dari ITB merancang pendeteksian jenis malaria pada pasien secara cepat dan akurat. Dok.ITB
Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.


Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Gunung Krakatau. itb.ac.id
Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.


Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Anna Armeini Rangkuti, mahasiswa program doktoral di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI). ui.ac.id
Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.


Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.


Mengapa Tikus Digunakan sebagai Hewan Percobaan Medis?

23 Februari 2022

Ilustrasi tikus. Getty Images
Mengapa Tikus Digunakan sebagai Hewan Percobaan Medis?

Para ilmuwan meneliti tikus, karena ukurannya yang kecil, mudah disimpan dan dipelihara. Tikus juga dapat beradaptasi di lingkungan baru