Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Ola 4: Dari Kurir Jadi Drug Trafficker  

image-gnews
TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -- Suaminya yang mengenalkan Meirika Franola alias Ola pada bisnis narkotik. Seperti ditulis majalah Tempo edisi 3 September 2000, Ola mengaku menjadi kurir daripada terus disiksa. Beberapa kali dia mengantar pesanan di wilayah Jakarta. Ola mengaku, dari pekerjaan itu, tak sepeser pun duit masuk kantongnya. Sebab, semua urusan uang ditangani sang suami. Kalaupun ia mendapat bayaran, katanya, uang itu habis untuk membayar biaya pengobatan luka bekas siksaan Tony, suaminya.

Entah bagaimana Ola bisa melakoni "bisnis" itu secara terpaksa. Yang pasti, posisi Ola berangsur-angsur meningkat. Dia tak lagi sekadar kurir, tapi sudah menjadi drug trafficker. Ini predikat bagi pengatur lalu lintas narkotik jenis heroin dan kokain. Nama samaran Ola pun banyak, antara lain Tania, Rika, dan Cunbe Francisca.

Dari pekerjaan itu, Ola mendapat penghasilan US$ 200 untuk setiap kali mengirim kurir ke luar negeri. Uang itu didapat dari potongan upah kurir, yang mencapai US$ 3.000. Pada akhir 1999, Ola sempat berangkat ke luar negeri, ke Eropa dan Argentina. Tujuannya adalah mencari jalur pengiriman narkotik yang aman.

Keruan saja kehidupan ekonomi Ola juga melonjak. Pasangan Ola-Tony mengontrak dua rumah sekaligus di kawasan Bogor dan Cinere, Jawa Barat. Bak ada gula ada semut, beberapa kerabat yang kesulitan meminta bantuan kepada Ola, di antaranya dua sepupu Ola, yakni Rani Andriani, 25 tahun, dan Deni Setia Maharwan, 28 tahun.

Rani alias Melisa Aprilia, yang pernah bekerja sebagai pelayan restoran, meminjam uang Rp 5 juta untuk melunasi utangnya pada sebuah bank. "Saya tidak punya uang untuk membantu Rani. Saya lalu bilang ke suami saya. Akhirnya, Rani pun ikut dalam "bisnis" ini," kata Ola. Dari setiap pengiriman serbuk setan itu, Rani memperoleh honor lebih dari Rp 1 juta. Tugas pertamanya adalah mengantar heroin ke Bangkok.

Baru pada 12 Januari 2000, petualangan Ola berakhir di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkerang. Aksi Ola dan dua sepupunya yang menyelundupkan serbuk putih dan bubuk kuning tercium petugas Kepolisian Daerah Metro Jaya. Sebelumnya, rantai hitam mereka terkuak setelah polisi meringkus pelaku narkotik di Cianjur.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di Cengkareng, siang itu, Rani dan Deni sebetulnya sudah berada di pesawat Cathay Pacific yang akan terbang ke London melalui Hong Kong. Tapi polisi keburu menangkap mereka. Dari dalam koper dan tas tangan yang dibawa Rani, petugas menemukan 3,5 kilogram heroin, sementara dari Deni diperoleh 3 kilogram kokain.

Ola dibekuk petugas di tempat parkir mobil di bandara, beberapa menit sesudah itu. Sebanyak 3,6 kilogram heroin ditemukan di rumah Ola di Bogor, yang disimpan terpisah masing-masing dalam plastik dan sekotak minuman bubuk Nutrisari.

Dari penuturan Ola, polisi mendapatkan keterangan posisi suaminya. Baku tembak pun terjadi. Mouza, nama lain sang suami, bersama empat temannya tewas dalam baku tembak itu di rumah kontrakannya di kawasan Cipete, Jakarta Selatan.

IRFAN BUDIMAN | YANDI MR


Baca juga:

Kisah Ola 1: Jalan Berliku Gadis Cianjur


Kisah Ola 2: Terpesona Pedagang Pakaian

Kisah Ola 3: Magic dan Kedok Suami
Suami Ola Ditembak Mati di Depan Henri Yoso
Penangkapan Ola dan Suaminya Bak Film Hollywood

Ola Pernah Minta Bantuan Ayin

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Polisi Sebut 6 Pemuda Konvoi Saat Malam Takbiran di Tomang Positif Narkoba

5 hari lalu

Ratusan pemuda ditangkap polisi dalam konvoi malam takbiran di Jalan Kyai Tapa, Tomang, Jakarta Barat, 10 April 2024. ANTARA/HO-Polres Jakbar
Polisi Sebut 6 Pemuda Konvoi Saat Malam Takbiran di Tomang Positif Narkoba

Polisi mendapati enam pemuda yang konvoi saat malam takbiran di kawasan Jakarta Barat positif mengonsumsi narkoba.


Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

6 hari lalu

Associate Professor Henry Surendra sebelumnya membahas kesenjangan pandemi dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia/Monash University
Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah


Kesaksian Tetangga, Tersangka Pabrik Ekstasi Jaringan Fredy Pratama Huni Rumah Berdalih untuk Orang Sakit

7 hari lalu

Penampakan rumah yang dijadikan pabrik ekstasi di Perumahan Taman Sunter Agung B6, Tanjung Priok, Jakarta Utara, 8 April 2024. Polisi menggerebek pabrik ekstasi yang masuk jaringan narkoba internasional Fredy Pratama. TEMPO/Han Revanda Putra.
Kesaksian Tetangga, Tersangka Pabrik Ekstasi Jaringan Fredy Pratama Huni Rumah Berdalih untuk Orang Sakit

Tetangga rumah yang dijadikan markas pabrik ekstasi jaringan Fredy Pratama menceritakan kesaksiannya tentang rumah bernomor B6 itu.


Polisi Ciduk 71 Remaja yang Konvoi di Jakarta Barat, 5 Positif Narkoba

7 hari lalu

Polisi mengamankan pelajar yang melakukan konvoi buka di jalanan, Jakarta, Jumat (5/4/2024). ANTARA/HO-Polsek Metro Tamansari
Polisi Ciduk 71 Remaja yang Konvoi di Jakarta Barat, 5 Positif Narkoba

Polres Metro Jakarta Barat akan memanggil sekolah maupun orang tua dari remaja yang kedapatan konvoi motor membawa petasan dan kembang api.


Hijrah Mantan Teroris

7 hari lalu

Hijrah Mantan Teroris

Cap teroris membuat mantan terpidana kasus terorisme kesulitan berbaur di masyarakat. apa yang dilakukan?


Polisi Tangkap 4 Tersangka Peracik di Laboratorium Ekstasi Milik Fredy Pratama di Sunter

8 hari lalu

Penampakan rumah yang dijadikan pabrik ekstasi di Perumahan Taman Sunter Agung B6, Tanjung Priok, Jakarta Utara, 8 April 2024. Polisi menggerebek pabrik ekstasi yang masuk jaringan narkoba internasional Fredy Pratama. TEMPO/Han Revanda Putra.
Polisi Tangkap 4 Tersangka Peracik di Laboratorium Ekstasi Milik Fredy Pratama di Sunter

Bareskrim menggerebek pabrik ekstasi di Perumahan Taman Sunter Agung yang dikendalikan langsung oleh Fredy pratama.


Polisi Gerebek Pabrik Ekstasi di Sunter Jakarta Utara, Masuk Jaringan Narkoba Fredy Pratama

9 hari lalu

Para tersangka diperlihatkan saat rilis Pengungkapan Satgas Penanggulangan Penyalahgunaan dan Peredaran Narkoba jaringan Fredy Pratama di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Selasa, 3 Oktober 2023. Dalam keterangannya, Polri berhasil menangkap sebanyak 39 tersangka dan mengamankan sejumlah barang bukti berupa 520 kg sabu, 280, 973 butir ekstasi, uang cash 22 miliar, barang perhiasan mewah senilai 1,82 miliar, kendaraan 20 unit, tanah dan bangunan. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Polisi Gerebek Pabrik Ekstasi di Sunter Jakarta Utara, Masuk Jaringan Narkoba Fredy Pratama

Polisi menggerebek pabrik ekstasi yang masuk jaringan narkoba internasional Fredy Pratama di kawasan Sunter, Jakarta Utara.


Penggerebekan Pabrik Happy Water di Semarang Bermula dari Kecurigaan Bea Cukai Soekarno-Hatta

9 hari lalu

Polisi menunjukkan barang bukti narkoba jenis Happy Water yang diproduksi di sebuah rumah di Jalan Ngesrep Barat, Kota Semarang, Kamis, 4 April 2024. ANTARA/I.C. Senjaya
Penggerebekan Pabrik Happy Water di Semarang Bermula dari Kecurigaan Bea Cukai Soekarno-Hatta

Bea Cukai Soekarno Hatta mencurigai adanya anomali pengiriman paket asal Cina. Bahan-bahan untuk membuat narkoba jenis happy water.


Polda Sulteng Gagalkan Peredaran 25 Kilogram Sabu Asal Malaysia

11 hari lalu

Ilustrasi Sabu. TEMPO/Amston Probel
Polda Sulteng Gagalkan Peredaran 25 Kilogram Sabu Asal Malaysia

Ditresnarkoba Polda Sulteng menggagalkan narkotika jenis sabu sebanyak 25 kilogram yang hendak dibawa ke Kab. Sidrap Provinsi Sulawesi Selatan.


Bareskrim Gerebek Clandestine Lab Pabrik Ekstasi Jaringan Fredy Pratama di Sunter

11 hari lalu

Direktur Tindak Pidana Narkoba (Dirtipidnarkoba) Bareskrim Polri, Jendral Mukti Juharsa memberikan keterangan kepada wartawan usai memeriksa Vokalis band Zivilia sebagai saksi jaringan narkoba internasional Freddy Pratama di Bareskrim, pada Kamis, 5 Oktober 2023. TEMPO/Ohan
Bareskrim Gerebek Clandestine Lab Pabrik Ekstasi Jaringan Fredy Pratama di Sunter

Direktorat Tindak Pidana Narkoba menggerebek pabrik ekstasi yang dikendalikan oleh bandar narkoba jaringan internasional Fredy Pratama.