TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud Md. menyatakan sudah selesai atas dugaannya mengenai adanya mafia narkoba yang menyusup ke istana kepresidenan. Istana kepresidenan, kata dia, sudah menyatakan langsung kepadanya untuk menutup kasus itu sejak Selasa, 13 November 2012.
"Sebenarnya Istana sudah menyatakan sendiri kepada saya menutup kasus itu sejak Selasa yang lalu," kata Mahfud di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Sabtu, 17 November 2012. "Ini kan hanya mengadu saya dengan Istana."
Mahfud mengatakan, pihak Istana sudah bicara langsung dengannya. Istana menyetujui pendapat Mahfud bahwa grasi Meirika Franola alias Ola merupakan produk analisis berdasarkan fakta-fakta. "Sekarang Istana sudah menutup dan sudah diumumkan Pak Sudi (Silalahi)," ia menambahkan.
Menurut Mahfud, selama lima hari tak ada tanggapan dari Istana atas dugaannya tentang mafia narkoba. "Itu mengulang saja yang kemarin, disetel lagi, disetel lagi. Istana tidak bicara apa-apa. Saya pun juga tidak," kata Mahfud dengan nada tinggi.
Adanya dugaan mafia narkoba menyusup Istana diungkapkan Mahfud setelah permohonan grasi Meirika Franola alias Ola dikabulkan oleh Presiden. Terpidana mati itu kini menjalani hukuman seumur hidup. Dugaan Mahfud memunculkan polemik (Baca: Mahfud: Presiden SBY Mendapat Masukan Sesat). Beberapa hari lalu, Sudi Silalahi, Menteri Sekretaris Negara, sempat meradang. (Baca: Mahfud Tantang Sudi Silalahi)
Saat ditanya siapa mafia narkoba, Mahfud menjelaskan, para mafia narkoba itu sudah ditangkap Denny Indrayana, Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Ia mencontohkan, Kepala Lapas Nusakambangan, jaksa yang ditangkap, dan hakim yang ikut jaringan mafia narkoba. "Istana sudah paham maksudnya, tidak akan mempersoalkan. Saya pun, ya sudah," kata dia dengan nada tinggi.
MUH SYAIFULLAH
Berita Terpopuler
Kisah Ola 5: Lurah di Cianjur pun Tergiur
Kisah Ola 6, Alex Bambang: Ola Pemain Sandiwara
Kisah Ola 10: Curhat Usai Vonis Mati di Penjara
Ini Alasan Pegawai KPU Usir Komisioner
Kisah Ola 8: Ini Profil Hakim yang Vonis Mati
Pegawai KPU Akui Pernah Usir Atasannya