TEMPO.CO, Jakarta - Komite Daging Sapi (KDS) Jakarta Raya mendesak pemerintah agar menambah kuota daging sapi impor. Ketua KDS Sarman Simanjorang mengatakan, bila tidak ada penambahan kuota, puluhan ribu pedagang yang menggantung usaha dari produk daging sapi terancam bakal gulung tikar. “Ini sama saja dengan menghambat perkembangan usaha kecil-menengah,” kata Sarman dalam rilis yang diterima Tempo, Sabtu, 17 November 2012.
Kekhawatiran akan langkanya pasokan daging sapi, kata Sarman, sebenarnya sudah tercium sejak pemerintah memotong kuota daging sapi impor pada 2011 dari 100 ribu ton menjadi 34 ribu pada 2012. “Kami sudah minta ditambah karena kuota itu tidak bakal cukup, terutama untuk wilayah Jakarta,” kata Sarman.
Menurut dia, diperlukan penambahan daging sebesar 15 ribu ton untuk mengamankan kebutuhan daging menjelang hari Natal dan Tahun Baru nanti. Bila tak ada respons, Sarman menaksir harga daging sapi bisa mencapai Rp 125 ribu per kilogram. Saat ini, harga daging mencapai Rp 95 ribu per kilogram di pasar tradisional.
Kebutuhan daging sapi di Jakarta Raya sebesar 50 ribu ton per tahun. Hingga September lalu, kata dia, daging yang sudah masuk ke Jakarta sebesar 41 ribu ton. “Kebutuhan daging untuk Jakarta tinggi. Hampir 80 persen dari pasokan nasional,” ucap dia.
Tingginya angka ini, menurut Sarman, wajar karena Jakarta tidak memiliki sarana peternakan dan penggemukan seperti daerah lain yang bisa dipasok dengan daging lokal.
Menurut dia, kendati ada penambahan daging 7.500 ton dari pemerintah, jumlah itu hanya untuk industri olahan. “Untuk bidang usaha non-industri dan UKM, tidak ada penambahan,” tutur dia. Hal ini yang membuat harga daging bergejolak.
Dari data Komite Daging Sapi, ada ribuan pengusaha non-industri di Jakarta yang bakal terancam dengan kurangnya pasokan daging. Mereka adalah restoran dan kafe sebanyak 5.561 buah, 500 pengusaha katering, 6.020 pedagang bakso pangkalan, 7.027 pedagang bakso dorong, 1.285 tukang sup pangkalan, 779 soto mi pangkalan, 984 tukang sate padang pangkalan, dan 1.152 tukang sate padang dorong.
ADITYA BUDIMAN