TEMPO.CO, Jakarta - Setelah perajin tempe dan tahu mogok berproduksi pada Juli lalu, sekarang giliran pedagang daging yang 'ogah' berjualan.
Dari pantauan Tempo di Pasar Palmerah, Jakarta Barat, los tempat pedagang daging sapi berjualan sepi. "Ada sembilan lapak daging, tutup semua dari hari Kamis (15 November 2012)," kata Siti, pedagang sayur yang bersebelahan dengan lapak daging, Sabtu 17 November 2012.
Menurut Siti, pedagang daging di pasar itu akan mogok sampai hari Senin besok (19 November 2012). Mogoknya para pedagang daging ini disebabkan harga daging yang semakin melonjak sejak sepekan terakhir. Kini daging sapi dijual seharga Rp 95 ribu per kilogram.
Lantaran tak dipakai berdagang, sekarang lapak para pedagang daging itu digunakan penjual perabot rumah tangga sampai pakaian bayi.
Ketua Asosiasi Pedagang Pasar, Ngadiran mengatakan melonjaknya harga sapi disebabkan pemerintah memotong kuota impor daging. "Akibatnya terjadi kelangkaan pasokan," ujarnya.
Informasi dari Kementerian Perdagangan menunjukkan harga daging sapi terus naik sejak Januari lalu, mulai Rp 71.900 dan kini menjadi Rp 80.321 per kilogram.
SYAILENDRA
Berita terpopuler lainnya:
Daging Mahal, Pemerintah Pangkas Kuota Impor
Sisi Negatif dan Positif Daging Langka
Daging Langka, Penjual Rawon Rugi