TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan orang berpartisipasi dalam aksi simpatik menuntut perdamaian di Palestina pada Ahad, 18 November 2012, di Bundaran Hotel Indonesia. Massa gabungan dari Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP), Salam Universitas Indonesia, dan Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus menyerukan agar Israel menghentikan serangan militernya ke kawasan Gaza.
"Kami juga mengharapkan quick respon dari pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk peduli kepada warga Gaza," kata staf humas dan media KNRP, Zakaria.
Komite meminta PBB memberikan sanksi kepada Israel atas serangannya ke Jalur Gaza. Mereka juga mengajak negara-negara ASEAN dan seluruh dunia agar menjatuhkan sanksi diplomatik serta ekonomi kepada Israel hingga Palestina merdeka.
Menurut dia, hingga kini sudah 46 orang tewas akibat serangan Israel sejak Oktober 2012 silam. Di lain pihak, sedikitnya 451 orang terluka. Oleh sebab itu, dalam aksi tersebut, massa menyampaikan lima hal dalam menyikapi konflik di Jalur Gaza.
Pertama, meminta PBB menentukan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sebagai penjahat perang. Sebab, kepala pemerintahan Israel telah melakukan serangan sporadis dan menyebabkan kematian warga sipil. Kedua, meminta negara anggota Organisasi Kerja sama Islam dan Liga Arab membantu warga Palestina. Ketiga, mendesak pemerintah Indonesia untuk membentuk Konsulat di Palestina dan memboikot produk Israel.
Massa juga mengajak masyarakat untuk mendoakan dan menyebarkan kondisi terkini di Palestina serta mengisi petisi online untuk menuntut perdamaian di Palestina. Dari Bundaran Hotel Indonesia, massa bergerak melanjutkan aksi ke depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jalan Medan Merdeka Selatan.
ANGGRITA DESYANI
Berita terpopuler Metro:
Mahasiswa UI Asal Korea Jatuh dari Apartemen
Langka Daging, Rendang Hilang dari Warung Padang
Sekuriti Tak Tahu Penangkapan Politisi Kerinci
Daging di Depok Akan Hilang Selama Sepekan