TEMPO.CO, Jakarta-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI meraih predikat sebagai perusahaan terbaik dalam mengelola urusan ketenagakerjaan dan pemeliharaan lingkungan melalui program corporate social responsibility (CSR) di Asia Tenggara. Predikat terbaik itu dikukuhkan oleh The ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) melalui dua penghargaan yang mereka kemas dengan ASEAN Business Award (ABA) 2012.
Dua penghargaan yang diperoleh BNI adalah Most Admired Enterprise in the Employment Category dan Most Admired Enterprise in the Corporate Social Responsibility Category. Kedua penghargaan ini diberikan secara langsung kepada Direktur Utama Bank Negara Indonesia Gatot M Suwondo di Phonm Penh, Kamboja, Jumat 17 Nopember malam.
Gatot menegaskan, penghargaan ABA ini membuktikan keseriusan BNI dalam mengimplementasikan program-programnya. Secara keseluruhan, program-program BNI akan bermuara pada tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan pembangunan ekonomi Indonesia. Sekaligus menunjukkan bahwa perusahaan indonesia mampu bersaing di tingkat dunia. “Penghargaan ini juga bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada seluruh staf BNI untuk terus berprestasi,” kata Gatot dalam keterangan tertulis, Ahad.
Gatot menambahkan sebagai pengelola ketenagakerjaan terbaik, BNI dinilai mampu menciptakan lapangan kerja baru yang jumlahnya terus bertumbuh. Tingkat perpindahan pekerja (staff retention rate/ turnover indicator) yang terus menurun, serta anggaran pelatihan staf yang memadai. “Setelah bekerja pun, pegawai BNI dilibatkan dalam lingkungan kerja yang positif dan disertai ketersediaan sistem perlindungan kesehatan yang memadai,” Gatot mengatakan.
Jumlah lapangan kerja baru yang diciptakan dapat dilihat dari jumlah peluang kerja yang terus bertambah. Pada tahun 2009, jumlah peluang kerja baru di BNI masih 1.689 orang, mulai dari pegawai rendah hingga pegawai berpengalaman. Pada tahun 2010, jumlahnya bertambah menjadi 2.465 orang dan melonjak menjadi 5.380 pada tahun 2011.
Menurut ia, tingkat perpindahan pegawai (turnover) di BNI menunjukkan kecenderungan menurun. Pada Desember 2010, turnover masih ada di level 3,1 persen, kemudian melonjak pada Desember 2011 menjadi 4,5 persen. Pada Juni 2012 menurun lagi ke level 2,2 persen. Hal ini disebabkan oleh pertama, beragamnya fasilitas yang dinikmati pegawai BNI. Kedua, tingkat keterlibatan pegawai yang tinggi. Ketiga, berlakunya intervensi program matrik.
Sementara itu, jumlah peserta pelatihan yang diselengarakan bagi pegawai BNI terus meningkat, meskipun jumlah anggaran yang disediakan terus menurun. “Meski demikian, BNI tetap berkomitmen mengalokasikan 5 persen dari seluruh anggaran perusahaan untuk mendanai pelatihan sumber daya manusia, sesuai dengan aturan Bank Indonesia (BI).”
Untuk predikat Most Admired Enterprise in the Corporate Social Responsibility Category, BNI mengunggulkan tema “BNI Berbagi” sebagai kekuatan program kemitraan dan bina lingkungannya yang diberi nama corporate community responsibility (CCR). Dalam presentasinya untuk dewan juri ASEAN-BIS 2012, BNI memaparkan produk-produk turunan dari BNI Berbagi yang terkait langsung dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat, yakni Kampoeng BNI.
Kampoeng BNI yang diperkenalkan pertama kali pada 2007 ini mengusung konsep klasterisasi usaha-usaha kecil sejenis yang terpusat di satu lokasi yang sama. Pemberdayaan ekonomi yang diberikan adalah dalam bentuk pinjaman berbunga sangat ringan, yakni 6 persen per tahun, dengan plafon Rp 2 juta – Rp 10 juta. Pinjaman yang diberi nama Kredit Program Kemitraan ini bersifat dana bergulir, sehingga setiap pelaku usaha di Kampoeng BNI dapat menerima manfaatnya secara bergantian.
Menurut Gatot, fasilitas kredit ini tidak dapat dinikmati oleh sembarangan orang. Hanya pelaku usaha pemula yang berkeinginan berkembang namun tidak memiliki akses terbuka pada pembiayaan bank yang berhak mendapatkannya. Pelaku usaha seperti ini antara lain yang tidak memiliki agunan kredit, namun tengah membangun bisnis yang potensial.
ANANDA PUTRI