TEMPO.CO, Jakarta--Dua perusahaan di bidang peternakan sapi asal Australia akan menjajaki Indonesia pekan depan. Mereka rencananya akan memulai investasi ternak sapi di Nusa Tenggara Timur.
"Dua perusahaan Australia akan menjajaki NTT pekan depan," kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Syukur Iwantoro kepada Tempo, Sabtu, 17 November 2012. Sayangnya Syukur belum mau membeberkan nama perusahaan tersebut.
Kesempatan berinvestasi ini, menurut Syukur merupakan upaya pemerintah Indonesia untuk pengembangan ternak sapi di daerah-daerah padang penggembalaan. "Lokasi yang cocok untuk pengembangan ternak sapi adalah dengan sistem padang penggembalaan, seperti di NTB, NTT, Papua Barat, Sulawesi Utara dan sebagian Sulawesi Selatan," kata Syukur.
Sejauh ini, sudah ada dua investor asal domestik dan satu perusahaan gabungan Indonesia dan Taiwan yang sudah menggarap peternakan di NTT. "Mereka sudah mulai menanami jagung untuk pakan," ujarnya.
Adapun kebijakan pengurangan impor daging, menurut Syukur adalah langkah untuk menyeimbangkan potensi pasokan lokal yang terus meningkat dan kebutuhan konsumsi masyarakat. "Untuk jangka menengah, untuk mengurangi ketergantungan pada negara lain," ujarnya.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian, populasi sapi secara nasional meningkat. Tercatat dari 15,18 juta ekor sapi pada 2011 meningkat menjadi 15,99 juta ekor sapi pada 2012. "Kami perkirakan meningkat menjadi 16,82 juta ekor pada 2012," ujarnya.
Tahun ini pemerintah menetapkan pengurangan impor daging dan sapi bakalan secara drastis. Pemerintah menghitung kebutuhan daging tahun ini sebesar 484 ribu ton. Ketersediaan daging sapi dalam negeri mampu memenuhi kebutuhan sebanyak 399 ribu ton, sisanya 85 ribu ton dipenuhi dari impor.
Jumlah impor tahun ini terbagi atas daging sapi sebesar 34 ribu ton, dan sapi bakalan 283 ribu ekor atau setara 51 ribu ton daging. Adapun tahun lalu pemerintah memberikan kuota impor daging sapi sekitar 93 ribu ton dan sapi bakalan 600 ribu ekor.
AYU PRIMA SANDI
Berita populer:
Outsourcing Dihapus, Kecuali di 5 Pekerjaan Ini
Nurul Arifin: Elektabilitas Rhoma Irama Tinggi
Rhoma Irama di Mata Ketua Fraksi Demokrat
4.600 Perusahaan Bekasi Setuju Upah Rp 2,4 Juta
Grasi Ola, Mahfud: Istana Sudah Tutup Kasusnya