TEMPO.CO, Jakarta - Pasar tablet di Indonesia masih dikuasai vendor global seperti Samsung, Apple, dan ASUS. Data lembaga riset GfK menunjukkan pangsa pasar vendor global ini mencapai 70 persen. Adapun pemain kecil mengais sisa pangsa pasar 30 persen.
Meskipun kue pasar yang diperebutkan relatif kecil, jumlah pemain yang terjun di segmen bawah ini terus tumbuh.
“Tahun lalu, jumlah merek lokal (murah) hanya 24 buah, sedangkan pada tahun ini mencapai 39 dari total 52 merek yang beredar,” ujar Senior Account Manager GfK, Johan Pangaribuan, dalam surat elektroniknya kepada Tempo.
Menurut Johan, pemain lokal berani memasuki bisnis komputer tablet karena penetrasi produk ini ke Indonesia masih rendah. Artinya, celah pasar masih terbuka lebar. Selain itu, animo masyarakat pada tablet murah relatif tinggi.
“Untuk pasar menengah ke bawah, harga merupakan hal yang penting," kata Johan. Ini berbeda dengan pasar segmen atas yang lebih mengutamakan merek, sistem operasi, dan kualitas produk.
Untuk bersaing, tablet lokal memiliki resep masing-masing. Ada yang memakai sistem operasi terbaru, ada yang memasang fitur tambahan TV tuner, dan ada juga yang menyediakan fitur pesan pendek serta fungsi layaknya sebuah telepon seluler.
Pendekatan yang sedikit berbeda diterapkan salah satu pemain lokal, yaitu Cyrus, yang juga mengincar pasar pada kategori bawah.
Dalam peluncuran Cyrus GamePad pada Oktober lalu, pembeli mendapatkan 10 judul game keluaran Gameloft berbahasa Indonesia secara gratis. Selain itu, ada voucher untuk mengunduh buku elektronik di Indobook.
Budiasto Kusuma, Chief Marketing Officer Cyrus, menjelaskan bahwa penyediaan konten berbahasa Indonesia merupakan strategi Cyrus untuk menarik konsumen. “Untuk target pasar kami, konten berbahasa Indonesia menjadi sangat penting,” katanya.
RATNANING ASIH