TEMPO.CO, Subang - Daging sapi mulai menghilang dari pasar-pasar tradisional di kota Subang, Jawa Barat. Para pedagang daging pun lebih memilih menutup rapat kios tempat dagangnya.
"Enggak ada pasokan dagingnya. Kalau pun ada, harganya mahal. Jadi kami lebih memilih berhenti berjualan saja," kata Endang, penjual daging di Pasar Terminal Subang, saat ditemui Tempo, Senin, 19 November 2012.
Ia mengaku belum akan berjualan lagi sampai pasokan dan harga daging sapi kembali ke titik normal lagi. "Daripada terus merugi, jadi kami menunggu waktu yang tepat untuk bisa berdagang lagi," ujar Endang.
Ia tidak paham sampai kapan pasokan dan harga daging di pasaran itu bisa kembali ke titik normal lagi. Ia menyebutkan, harga daging dalam sepekan mengalami kenaikan sebesar Rp 10 ribu per kilogram.
Salah seorang pedagang sayur keliling di Dawuan, Erus, 50 tahun, mengaku kebingungan. Sebab, saat dia sampai di pasar, semua kios daging langganan yang biasa dikunjunginya ternyata tutup.
Untuk memenuhi kebutuhan pesanan daging para pelanggannya, Erus mengaku mencari daging sapi segar hingga ke Pasar Pagaden yang berjarak sekitar 25 kilometer dari tempat tinggalnya.
"Ada sih, tapi harganya sudah Rp 80 ribu per kilogram. Padahal, biasanya beli Rp 70 ribu per kilogram," kata Erus.
Pedagang bakso bernama Ragil mengaku bingung dengan melambungnya harga daging sapi. Ia terpaksa memutar otak untuk dapat terus memenuhi kebutuhan kosumennya. "Jadinya, kami pasang harga tetap, tapi bakso yang kami suguhkan jumlahnya dikurangi," ujar Ragil.
NANANG SUTISNA
Berita Terkait:
Setelah Tempe-tahu, Kini Daging Langka
Daging Mahal, Pemerintah Pangkas Kuota Impor
Sisi Negatif dan Positif Daging Langka
Daging Langka, Penjual Rawon Rugi
Daging Hilang, Tukang Bakso di Depok Kebingungan