TEMPO.CO, Jambi - Arus lalu lintas dari dan menuju Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, terhambat tanah longsor yang terjadi di beberapa lokasi, bersamaan dengan guyuran hujan dalam dua bulan terakhir.
Berdasarkan pantauan Tempo, ruas jalan yang paling berisiko longsor di antaranya di Kecamatan Muaraemat, tepatnya di Kilometer 80 menuju Kabupaten Merangin dan Kota Jambi. Bahkan, longsor sudah berulang kali terjadi.
Jalan raya ditutupi material longsoran berupa tanah bercampur batu dan pohon kayu. "Kami ditugaskan untuk selalu siaga dan membersihkan longsoran yang selalu mengancam setiap saat," kata salah seorang operator alat berat, Bujang, 40 tahun, Senin, 19 November 2012.
Kawasan yang rawan longsor merupakan daerah dengan topografi berupa perbukitan terjal serta tebing yang tinggi. Di bawahnya terdapat jalan yang di antaranya juga menyusuri pinggiran sungai. “Banyak truk yang terjebak longsoran,” ujar Suhendri, 35 tahun, salah seorang sopir truk pengangkut sayur-sayuran dari Kerinci menuju Kota jambi.
Akibatnya, waktu tempuh dari Kota Jambi menuju Kota Sungai Penuh, ibu kota Kabupaten Kerinci, dengan jarak 386 kilometer, menjadi lebih lama dari yang biasanya sembilan jam.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci selalu menyiagakan alat berat di setiap lokasi yang rawan longsor.
Kepala BPBD Kabupaten Kerinci, Darifus, sebelumnya mengatakan kepada para wartawan, sedikitnya terdapat 18 lokasi longsor. Paling banyak di Kecamatan Muaraemat, khususnya sepanjang jalur Kabupaten Kerinci-Kabupaten Merangin.
Lokasi lainnya berada di ruas jalan di kawasan Gunung Tujuh yang menghubungkan Kabupaten Kerinci dengan daerah-daerah di Provinsi Sumatera Barat, juga di daerah Kayu Aro atau di sekitar kawasan menuju Gunung Kerinci.
Menurut Darifus, di lokasi-lokasi rawan longsor didirikan posko yang dilengkapi alat berat. "Kami sudah mengantisipasinya karena hampir setiap kali hujan turun selalu disertai tanah longsor,” ujarnya.
SYAIPUL BAKHORI
Terpopuler:
Menanti Tersangka Skandal Bank Century dari BI
Akbar: Elektabilitas Ical Lebih Tinggi dari Rhoma
Begini Kendali Perdagangan Narkoba dari Penjara
29 Tokoh Masyarakat Tolak RUU Keamanan Nasional
Jurnalis Paling Terancam RUU Keamanan Nasional