TEMPO.CO, Depok - Bocah berusia lima tahun, Sentanu Surya, ditemukan tewas beberapa jam setelah dia tercebur ke Kali Ciliwung, Ratujaya, Cipayung, Depok, Senin 19 November 2012 sekitar pukul 10.00 WIB. Sentanu tergelincir karena menginjak kulit pisang di bantaran kali setinggi lima meter itu.
"Saya sedang membuang sampah. Setelah terpeleset kulit pisang, dia langsung jatuh ke kali," kata kakak kandung korban, Palupi, 7 tahun, kepada Tempo di rumahnya RT 6 RW 5, Ratujaya, Senin, 19 November 2012.
Awalnya, Sentanu tanpa sengaja mengikuti kakaknya membuang sampah di bantaran kali Ciliwung sekitar pukul 10.00. Jarak bantara kali ini 300 meter dari rumahnya. Padahal, Ibu mereka, Desy, tidak menyuruh Sentanu ikut membuang sampah. "Enggak tahu tiba-tiba dia ikut," kata Palupi.
Palupi tidak berteriak ketika dia melihat adiknya terjatuh. Dia langsung lari pulang ke rumah dan memberitahu ibunya. Ibu kandung korban, Desy, saat itu dia sedang memandikan anak bungsunya di rumah. Dia tidak mengetahui kalau Sentanu mengikut kakaknya membuang sampah. Ketika Palupi memberitahukan kejadian itu, dia langsung terdesak dan lari menuju kali. "Yang ada dalam bayangan saya dia itu tidak bisa berenang dan kalinya dalam," kata Desy.
Setelah sampai di kali, Desy sudah tidak melihat anaknya. Sontak Desy langsung teriak minta tolong kepada warga sekitar. Warga kemudian mencoba mencari di daerah Sentanu terjatuh, tapi tidak ada. Arus air pada saat itu sedang derasnya. "Saya hanya bisa menangis dan telepon suami saya yang sedang di Bali," kata Desy.
Setelah beberapa jam mencari sepanjang kali Ciliwung, tim SAR menemukan jasad Sentanu di dekat Perumahan Bella Casa, sebelum Jembatan Panus Depok, sekitar pukul 9.00. Tim langsung membawa jasad Sentanu ke rumahnya untuk dipersiapkan pemakaman. "Dikubur hari ini, setelah suamiku sampai," katanya.
Berdasarkan pantauan Tempo, Kali Ciliwung di kampung tersebut memang dipakai untuk membuang sampah oleh warga sekitar. Kali ini lebarnya 10 meter dengan kedalaman 5 meter di atas permukaan air. Arus air kali memang deras.
Desy mengenang anaknya itu itu sangat dekat denganya. "Kalau ada apa-apa dia selalu minta tolong," katanya. Tadi malam, Desy menasehati Sentanu supaya tidak nakal dan bermain ke mana-mana. "Dia bilang iya Mama," kata Desy, dengan suara serak.
Desy mengatakan tidak memiliki firasat apapun akan kejadian ini. Namun, tadi malam Sentanu tidak bisa tertidur. Dia gelisah. "Sampai pukul 12 malam dia enggak bisa tidur," katanya.
ILHAM TIRTA