TEMPO.CO, Pnom Penh - Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) menilai Indonesia akan mampu memimpin pertumbuhan di kawasan Asia Tenggara. Sebab, kuatnya permintaan domestik akan menjadi mesin pendorong pertumbuhan di kawasan dalam lima tahun mendatang. Kesimpulan itu dinyatakan OECD dalam laporan terbaru OECD Southeast Asian Economic Outlook 2013: dengan Perspektif terhadap Cina dan India, yang dipublikasikan pada Minggu, 17 November 2012.
“Indonesia kami perkirakan bisa tumbuh rata-rata 6,4 persen per tahun pada 2013-2017, seiring dengan upaya reformasi ekonomi dan investasi infrastruktur yang didorong oleh pemerintah saat ini,” ujar OECD dalam keterangan tertulisnya.
Prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan Brunei, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Angka pertumbuhan Indonesia diperkirakan lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan rata-rata 10 negara ASEAN sebesar 5,5 per tahun pada 2013-2017. Namun, pertumbuhan Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan 10 negara ASEAN ditambah Cina dan India yang diperkirakan sebesar 7,4 persen pada 2013-2017.
Menurut OECD, ekonomi ASEAN menunjukkan ketahanan hingga 2017, walaupun pertumbuhan dalam negara Asia berkekuatan ekonomi baru--termasuk ASEAN, Cina, dan India--akan mulai melambat secara bertahap, terutama karena pertumbuhan yang melambat di Cina. Dampak ketidakpastian yang mendunia, khususnya dari zona Euro, terlihat, namun tetap terbatas secara keseluruhan.
“Pertumbuhan permintaan domestik, khususnya konsumsi pribadi dan investasi, akan menjadi penggerak utama pertumbuhan di sebagian besar negara ASEAN. Pertumbuhan akan menjadi kurang dapat diandalkan dalam ekspor bersih dibandingkan dengan di masa lalu. Perluasan kelas menengah tampaknya akan terus mendorong permintaan domestik," ujar Wakil Sekretaris Jenderal OECD, Rintaro Tamaki, pada peluncuran Outlook, di Konferensi Tingkat Tinggi Bisnis ASEAN di Phnom Penh, Senin, 19 November 2012.
ABDUL MALIK
Terpopuler:
BP Migas? Wassalam!
Suramadu Dinilia Tak Mampu Genjot Investasi Madura
BP Migas Bubar, Karyawan Diademkan SBY
BP Migas Bubar, Ditumbangkan 12 Ormas
BNI Terbaik se-Asia Tenggara Dalam Ketenagakerjaan dan CSR